Singapura Mengaku Butuh Indonesia untuk Bangun Masa Depan
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar, mengatakan bahwa Singapura membutuhkan Indonesia untuk membangun masa depan. Pengakuan itu dia sampaikan dalam sambutan peringatan 51 tahun kemerdekaan Singapura di Jakarta, hari Rabu.
”Dalam membangun masa depan, Singapura akan terus bekerjasama dengan Indonesia, yang merupakan mitra terlama, terdekat dan terpenting kami. Hubungan kita berlabuh di atas landasan yang kuat, atas prinsip-prinsip saling hormat dan saling mengerti,” kata Anil.
”Melalui kerja sama ini, kita telah mencapai banyak hal, baik secara bilateral maupun secara regional, seperti di ASEAN dan APEC,” ujarnya.
“Saya takin, kerja sama yang konstruktif akan terus berlanjut ke masa depan, diperkuat oleh tradisi hubungan pribadi yang era antara pemimpin kita, seperti persahabatan yang kuat antara mendiang Lee Kuan Yew dan Presiden Soeharto,” sambung Anil.
Salah satu bukti bahwa hubungan bilateral Indonesia dan Singapura terjalin sangat baik, kata Anil, adalah dengan adanya pertukaran kunjungan tingkat tinggi antara kedua negara.
”Bulan Juli tahun lalu Presiden Joko Widodo telah mengadakan kunjungan kenegaraan ke Singapura, dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong relah mengunjungi Idonesia pada pelantikan presiden pada Oktober 2014. Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Lee akan bertemu kembali di Leaders Retreat tahun ini. Mereka akan membahas cara untuk meningkatkan kerja sama demi membawa keuntungan bagi rakyat kedua negara,” katanya.
”Dalam membangun masa depan, Singapura akan terus bekerjasama dengan Indonesia, yang merupakan mitra terlama, terdekat dan terpenting kami. Hubungan kita berlabuh di atas landasan yang kuat, atas prinsip-prinsip saling hormat dan saling mengerti,” kata Anil.
”Melalui kerja sama ini, kita telah mencapai banyak hal, baik secara bilateral maupun secara regional, seperti di ASEAN dan APEC,” ujarnya.
“Saya takin, kerja sama yang konstruktif akan terus berlanjut ke masa depan, diperkuat oleh tradisi hubungan pribadi yang era antara pemimpin kita, seperti persahabatan yang kuat antara mendiang Lee Kuan Yew dan Presiden Soeharto,” sambung Anil.
Salah satu bukti bahwa hubungan bilateral Indonesia dan Singapura terjalin sangat baik, kata Anil, adalah dengan adanya pertukaran kunjungan tingkat tinggi antara kedua negara.
”Bulan Juli tahun lalu Presiden Joko Widodo telah mengadakan kunjungan kenegaraan ke Singapura, dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong relah mengunjungi Idonesia pada pelantikan presiden pada Oktober 2014. Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Lee akan bertemu kembali di Leaders Retreat tahun ini. Mereka akan membahas cara untuk meningkatkan kerja sama demi membawa keuntungan bagi rakyat kedua negara,” katanya.
(mas)