MNLF Habisi 4 Bandit Abu Sayyaf demi Pembebasan 7 WNI
A
A
A
ZAMBOANGA - Empat bandit Abu Sayyaf tewas dalam sebuah bentrokan dengan pasukan Moro National Liberation Front (MNLF) demi menjamin pembebasan tujuh warga negara Indonesia (WNI) yang disandera di Filipina. Bentrokan pecah di Sulu, kemarin pagi.
Pihak MNLF mengatakan para korban tewas antara lain sub-pemimpin Abu Sayyaf, Jennor Lahab alias Jim Naga, kemudian anaknya dan dua orang lain, yang namanya belum diketahui.
Para korban tewas, menurut laporan Philstar, Rabu (10/8/2016) adalah para pengikut pemimpin Abu Sayyaf, Alhabshy Misaya.
Sementara itu, pihak militer Filipina membenarkan adanya pertempuran antara pasukan MNLF dengan kelompok Abu Sayyaf di Sulu, Filipina selatan.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Komando Mindanao Barat Filipina, Mayor Felimon Tan, mengatakan langkah MNLF itu memang untuk pembebasan tujuh sandera.
Meski demikian, menurut Tan, operasi MNLF dan upaya melawan Abu Sayyaf tidak direstui oleh militer. Militer Filipina menghendaki agar MNLF membantu menjaga perdamaian di Provinsi Sulu.
Pada bulan Maret lalu, Tan menuduh Jim Naga membantu menculik 10 pelaut Indonesia, yang dibebaskan dua minggu kemudian setelah negosiasi.
Sejak tahun 1991, Abu Sayyaf telah melakukan pengeboman, penculikan, pembunuhan dan pemerasan di kawasan Filipina selatan yang didominasi kaum Muslim.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte dijadwalkan bertemu dengan pemimpin MNLF Nur Misuari pada hari Jumat nanti. Jika terlaksana, ini merupakan pertemuan kedua Duterte dan Misuari sejak Duterte dilantik sebagai Presiden Filipina.
Misuari saat ini sejatinya berstatus buron setelah berhasil menghindari tuduhan melakukan pengepungan di Kota Zamboanga pada tahun 2013, di mana sekitar 300 orang tewas dan ribuan rumah hancur. Duterte mengatakan dia bersedia untuk memberikan jaminan keamanan bagi Misuari untuk memulai pembicaraan antara pemerintah dan faksinya.
Pihak MNLF mengatakan para korban tewas antara lain sub-pemimpin Abu Sayyaf, Jennor Lahab alias Jim Naga, kemudian anaknya dan dua orang lain, yang namanya belum diketahui.
Para korban tewas, menurut laporan Philstar, Rabu (10/8/2016) adalah para pengikut pemimpin Abu Sayyaf, Alhabshy Misaya.
Sementara itu, pihak militer Filipina membenarkan adanya pertempuran antara pasukan MNLF dengan kelompok Abu Sayyaf di Sulu, Filipina selatan.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Komando Mindanao Barat Filipina, Mayor Felimon Tan, mengatakan langkah MNLF itu memang untuk pembebasan tujuh sandera.
Meski demikian, menurut Tan, operasi MNLF dan upaya melawan Abu Sayyaf tidak direstui oleh militer. Militer Filipina menghendaki agar MNLF membantu menjaga perdamaian di Provinsi Sulu.
Pada bulan Maret lalu, Tan menuduh Jim Naga membantu menculik 10 pelaut Indonesia, yang dibebaskan dua minggu kemudian setelah negosiasi.
Sejak tahun 1991, Abu Sayyaf telah melakukan pengeboman, penculikan, pembunuhan dan pemerasan di kawasan Filipina selatan yang didominasi kaum Muslim.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte dijadwalkan bertemu dengan pemimpin MNLF Nur Misuari pada hari Jumat nanti. Jika terlaksana, ini merupakan pertemuan kedua Duterte dan Misuari sejak Duterte dilantik sebagai Presiden Filipina.
Misuari saat ini sejatinya berstatus buron setelah berhasil menghindari tuduhan melakukan pengepungan di Kota Zamboanga pada tahun 2013, di mana sekitar 300 orang tewas dan ribuan rumah hancur. Duterte mengatakan dia bersedia untuk memberikan jaminan keamanan bagi Misuari untuk memulai pembicaraan antara pemerintah dan faksinya.
(mas)