Politisi Austria Samakan Operasi Pembersihan Turki dengan Operasi NAZI

Minggu, 07 Agustus 2016 - 04:04 WIB
Politisi Austria Samakan Operasi Pembersihan Turki dengan Operasi NAZI
Politisi Austria Samakan Operasi Pembersihan Turki dengan Operasi NAZI
A A A
WINA - Perseteruan antara Turki dan Autria terus berlanjut. Kali ini giliran pemimpin partai sayap kanan Austria yang angkat bicara. Ia menyebut langkah-langkah yang diambil pemerintah Turki terhadap kelompok pemberontak mirip dengan kebijakan NAZI pada awal kebangkitannya.

Heinz-Christian Strache menyamakan kudeta yang gagal di Turki dan operasi pembersihan yang dilakukan Presiden Erdogan dengan kebakaran Reichstag di Jerman pada tahun 1933. Saat itu, Hitler menggambarkan kebakaran di gedung parlemen Jerman sebagai rencana komunis terhadap pemerintah. Hiler pun menggunakan kejadian itu untuk membatasi kebebasan sipil dan mengumpulkan kekuatan yang lebih besar.

Strache mengatakan ia melihat paralel apa yang dilakukan Erdogan terhadap kudeta 15 Juli yang dilakukan oleh faksi dalam angkatan bersenjata Turki untuk menindak lawan-lawannya di tentara, pegawai negeri, akademisi, dan media.

"Salah satu kesan yang timbul adalah kudeta itu pada akhirnya menjadi panduan untuk membuat kediktatoran Presiden Erdogan menjadi mungkin. Secara dramatis, kita telah mengalami mekanisme seperti ini di tempat lain sebelumnya, seperti kebakaran Reichstag, yang membangunkan kekuasaan total," kata Strache.

"Dan sekarang juga, salah satu kesan itu tengah terjadi," sambungnya seperti dikutip dari laman Reuters, Minggu (7/8/2016).

Ketegangan antara kedua negara telah meningkat sejak bulan lalu. Austria memanggil duta besar Turki pada 21 Juli untuk menjelaskan hubungan Ankara terkait demonstrasi di negara itu yang mendukung Erdogan. Selain itu, Kanselir Austria Christian Kern sempat mengancam Austria akan keluar dari Uni Eropa (UE) jika organisasi itu menerima Turki sebagai anggota. Ia juga meminta UE menghentikan pembicaraan keanggotaan Turki.

Hal ini pun memancing reaksi Turki lewat Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu. Cavusglu menyebut Austria sebagai ibukota dari rasisme dan radikalisme.

Baca juga:
Turki: Austria Ibukota Radikalisme dan Rasisme
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5454 seconds (0.1#10.140)