Demi Habisi Gembong Narkoba, Presiden Filipina Tak Takut Neraka
A
A
A
MANILA - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte tak gentar menghadapi pengadilan PBB atas keputusannya menghabisi para gembong dan pengguna narkoba di negaranya. Duterte bahkan tidak takut jika “dosa”-nya membunuh para gembong narkoba membuatnya masuk neraka.
”Ini tidak mudah untuk mengambil nyawa manusia, tapi saya minta maaf,” kata Duterte kepada para delegasi dari Parish Pastoral Council for Responsible Voting (PPCRV) di Malacanang, Rabu malam.
“Jika saya pergi ke neraka, saya tidak akan membiarkan diri saya terlempar, saya hanya masuk ke (tempat) itu. Jika saya pergi ke neraka, saya akan menendang Setan dan mengatakan padanya, 'pergi’,” kata Duterte, seperti dikutip Phil Star, Jumat (5/8/2016).
Dalam briefing dengan para wartawan Star, Duterte mengatakan bahwa dia tidak takut untuk menghadapi PBB untuk menjelaskan aksi pembunuhan dan dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan pemerintahannya dalam perang melawan narkoba.
Presiden Filipina yang dijuluki “The Punisher” atau “penghukum” itu mengaku sudah menjelaskan efek buruk narkoba kepada para keluarga di Filipina.
Dia mencontohkan kasus seorang teman yang meminta bantuan, di mana anaknya menjadi pecandu narkoba. Si anak itu memperkosa adiknya sendiri hingga hamil. Pecancu narkoba itu, lanjut Duterte, lantas membunuh bayi yang dikandung adiknya.
Duterte mengatakan bahwa dia bertekad untuk menghancurkan apa yang dia sebut sebagai ”aparat” obat-obatan terlarang di Filipina. Dia meremehkan kritik bahwa aparat penegak hukum hanya fokus membunuh para pengguna narkoba yang misikin dan belum menangkap apalagi membunuh gembong narkoba yang sebenarnya.
”Ini tidak mudah untuk mengambil nyawa manusia, tapi saya minta maaf,” kata Duterte kepada para delegasi dari Parish Pastoral Council for Responsible Voting (PPCRV) di Malacanang, Rabu malam.
“Jika saya pergi ke neraka, saya tidak akan membiarkan diri saya terlempar, saya hanya masuk ke (tempat) itu. Jika saya pergi ke neraka, saya akan menendang Setan dan mengatakan padanya, 'pergi’,” kata Duterte, seperti dikutip Phil Star, Jumat (5/8/2016).
Dalam briefing dengan para wartawan Star, Duterte mengatakan bahwa dia tidak takut untuk menghadapi PBB untuk menjelaskan aksi pembunuhan dan dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan pemerintahannya dalam perang melawan narkoba.
Presiden Filipina yang dijuluki “The Punisher” atau “penghukum” itu mengaku sudah menjelaskan efek buruk narkoba kepada para keluarga di Filipina.
Dia mencontohkan kasus seorang teman yang meminta bantuan, di mana anaknya menjadi pecandu narkoba. Si anak itu memperkosa adiknya sendiri hingga hamil. Pecancu narkoba itu, lanjut Duterte, lantas membunuh bayi yang dikandung adiknya.
Duterte mengatakan bahwa dia bertekad untuk menghancurkan apa yang dia sebut sebagai ”aparat” obat-obatan terlarang di Filipina. Dia meremehkan kritik bahwa aparat penegak hukum hanya fokus membunuh para pengguna narkoba yang misikin dan belum menangkap apalagi membunuh gembong narkoba yang sebenarnya.
(mas)