AS Tawarkan Afghanistan Bantuan Selidiki Serangan Bom Kabul
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) melemparkan kecaman keras atas serangan bom kabul, yang terjadi kemarin. Washington mengaku siap membantu pemerintah Afghanistan menyelidiki serangan yang terjadi di tengah-tengah aksi demonstrasi itu.
"AS mengutuk dalam istilah terkuat serangan di Kabul yang menewaskan puluhan warga Afghanistan dan melukai banyak lainnya. Kami menawarkan Presiden (Ashraf) Ghani bantuan apa pun yang mungkin diperlukan pemerintah untuk menyelidiki dan bekerjasama gunak membawa pembunuh ke pengadilan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, John Kirby.
Menurut Kiby, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (24/7), serangan tersebut hanya memperkuat tekad AS untuk terus mempertahanankan misi AS di Afghanistan dan memperdalam dukungan bagi masyarakat dan Pemerintah Afghanistan.
Setidaknya 80 orang tewas dan lebih dari 230 orang lain menderita luka-luka setelah seorang bomber meledakan bom yang disembunyikan di dalam pakaiannya. Aksi bom bunuh diri itu dilakukan di tengah aksi demonstrasi yang dilakukan Etnis Hazara, dimana mereka menuntut penyaluran arus listrik ke wilayah mereka.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, di antara mereka yang tewas dan terluka dalam serangan itu adalah anggota pertahanan dan pasukan keamanan negara yang mengamankan aksi demonstrasi tersebut.
ISIS, dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita Aamaq mengaku bertanggung jawab atas serangan terbaru yang melanda ibukota Afghanistan itu.
"AS mengutuk dalam istilah terkuat serangan di Kabul yang menewaskan puluhan warga Afghanistan dan melukai banyak lainnya. Kami menawarkan Presiden (Ashraf) Ghani bantuan apa pun yang mungkin diperlukan pemerintah untuk menyelidiki dan bekerjasama gunak membawa pembunuh ke pengadilan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, John Kirby.
Menurut Kiby, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (24/7), serangan tersebut hanya memperkuat tekad AS untuk terus mempertahanankan misi AS di Afghanistan dan memperdalam dukungan bagi masyarakat dan Pemerintah Afghanistan.
Setidaknya 80 orang tewas dan lebih dari 230 orang lain menderita luka-luka setelah seorang bomber meledakan bom yang disembunyikan di dalam pakaiannya. Aksi bom bunuh diri itu dilakukan di tengah aksi demonstrasi yang dilakukan Etnis Hazara, dimana mereka menuntut penyaluran arus listrik ke wilayah mereka.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, di antara mereka yang tewas dan terluka dalam serangan itu adalah anggota pertahanan dan pasukan keamanan negara yang mengamankan aksi demonstrasi tersebut.
ISIS, dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita Aamaq mengaku bertanggung jawab atas serangan terbaru yang melanda ibukota Afghanistan itu.
(esn)