Miliki Bayi karena Diperkosa Boko Haram, Gadis Ini Ditolak Keluarga
A
A
A
CHIBOK - Para gadis Nigeria yang diculik dan diperkosa kelompok Boko Haram hingga melahirkan bayi mengalami penderitaan yang berulang karena mereka ditolak keluarganya setelah berhasil melarikan diri. Mereka ditolak karena dianggap mata-mata teroris Boko Haram.
Noor, 17, adalah salah satunya. Gadis ini diculik oleh Boko Haram dari rumahnya di Bama, Nigeria tahun lalu. Dia kini dilindungi UNICEF.
Noor yang diperkosa, dipaksa menikah dengan seorang militan Boko Haram dan menjadi istri kedua. Dia kemudian melahirkan bayi perempuan enam bulan lalu.
Dia berhasil lepas dari penderitaan setelah enam kali mencoba melarikan diri dari kelompok Boko Haram yang menculiknya. Bebas dari Boko Haram, Noor tetap menderita karena tak diterima oleh keluarga dan masyarakat.
Tak hanya ditolak, Noor, bahkan diancam akan dibunuh. "Mereka ingin mengalahkan saya dan membuat saya mengaku, dan membunuh saya karena saya adalah seorang istri Boko Haram," katanya kepada MailOnline, yang dikutip Sabtu (23/7/2016).
”Mereka (masyarakat setempat) pikir saya di sini untuk memata-matai mereka," kata Noor, yang pada malam hari melarikan diri ke tempat yang relatif aman di Maiduguri, Nigeria utara.
Usai melarikan diri, Noor dijemput seorang hakim lokal untuk diantarkan kepada ayahnya. Namun, gara-gara memiliki anak dari militan Boko Haram, ayahnya tidak ingin lagi memiliki hubungan dengan Noor beserta bayinya.
”Ayah saya bertanya kepadanya (hakim): ‘Mengapa Anda membawanya? Anda harus meninggalkannya di Bama’,” kata Noor menirukan ucapan ayahnya.
Nasib serupa dialami Aisha, 14. Dia hamil enam bulan setelah dua tahun disandera. Dia diperkosa oleh militan Boko Haram yang menjadi “suami”-nya lewat pernikahan paksa.
Noor, 17, adalah salah satunya. Gadis ini diculik oleh Boko Haram dari rumahnya di Bama, Nigeria tahun lalu. Dia kini dilindungi UNICEF.
Noor yang diperkosa, dipaksa menikah dengan seorang militan Boko Haram dan menjadi istri kedua. Dia kemudian melahirkan bayi perempuan enam bulan lalu.
Dia berhasil lepas dari penderitaan setelah enam kali mencoba melarikan diri dari kelompok Boko Haram yang menculiknya. Bebas dari Boko Haram, Noor tetap menderita karena tak diterima oleh keluarga dan masyarakat.
Tak hanya ditolak, Noor, bahkan diancam akan dibunuh. "Mereka ingin mengalahkan saya dan membuat saya mengaku, dan membunuh saya karena saya adalah seorang istri Boko Haram," katanya kepada MailOnline, yang dikutip Sabtu (23/7/2016).
”Mereka (masyarakat setempat) pikir saya di sini untuk memata-matai mereka," kata Noor, yang pada malam hari melarikan diri ke tempat yang relatif aman di Maiduguri, Nigeria utara.
Usai melarikan diri, Noor dijemput seorang hakim lokal untuk diantarkan kepada ayahnya. Namun, gara-gara memiliki anak dari militan Boko Haram, ayahnya tidak ingin lagi memiliki hubungan dengan Noor beserta bayinya.
”Ayah saya bertanya kepadanya (hakim): ‘Mengapa Anda membawanya? Anda harus meninggalkannya di Bama’,” kata Noor menirukan ucapan ayahnya.
Nasib serupa dialami Aisha, 14. Dia hamil enam bulan setelah dua tahun disandera. Dia diperkosa oleh militan Boko Haram yang menjadi “suami”-nya lewat pernikahan paksa.
(mas)