Pembicaraan Damai Yaman Kembali Dilanjutkan di Kuwait
Minggu, 17 Juli 2016 - 22:47 WIB

Pembicaraan Damai Yaman Kembali Dilanjutkan di Kuwait
A
A
A
SANAA - Menteri Luar Negeri Yamana, Abdulmalek al-Mikhlafi mengatakan, delegasi pemerintah Yaman akan berada di Kuwait pada Sabtu untuk memulai kembali pembicaraan damai. Pembicaraan damai yang ditengahi oleh PBB ini kembali dilanjutkan setelah mendapat jaminan dari utusan PBB.
Mikhlafi mengatakan, pemerintah Yaman telah memperoleh tanggapan tertulis yang cukup memuaskan atas tuntutan yang mereka layangkan, sehingga memberikan keyakinan untuk mengirim delegasi kembali ke Kuwait.
"Kesepakatan itu menetapkan bahwa pembicaraan Kuwait tidak akan melebihi dua minggu, dimana akan ada komitmen yang ketat untuk sebuah rekomendasi," katanya di akun Twitter seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (17/7/2016).
Dikatakan oleh Mikhlafi berdasarkan jadwal, pembicaraan damai akan terbatas pada penarikan, penyerahan senjata, kembalinya lembaga negara, pembebasan tahanan, dan mengakhiri pengepungan oleh milisi Houthi. Kesepakatan itu terjadi setelah melakukan pembicaraan selama dua hari dengan utusan khusus PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed, di Riyadh.
"Dalam kesepakatan itu juga disepakati bahwa durasi dua minggu tidak akan diperpanjang dan tidak ada masalah lain yang akan diperdebatkan," tambahnya.
Mikhlafi mengatakan, pemerintah Yaman telah memperoleh tanggapan tertulis yang cukup memuaskan atas tuntutan yang mereka layangkan, sehingga memberikan keyakinan untuk mengirim delegasi kembali ke Kuwait.
"Kesepakatan itu menetapkan bahwa pembicaraan Kuwait tidak akan melebihi dua minggu, dimana akan ada komitmen yang ketat untuk sebuah rekomendasi," katanya di akun Twitter seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (17/7/2016).
Dikatakan oleh Mikhlafi berdasarkan jadwal, pembicaraan damai akan terbatas pada penarikan, penyerahan senjata, kembalinya lembaga negara, pembebasan tahanan, dan mengakhiri pengepungan oleh milisi Houthi. Kesepakatan itu terjadi setelah melakukan pembicaraan selama dua hari dengan utusan khusus PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed, di Riyadh.
"Dalam kesepakatan itu juga disepakati bahwa durasi dua minggu tidak akan diperpanjang dan tidak ada masalah lain yang akan diperdebatkan," tambahnya.
(ian)