Duterte: AS yang Mengimpor Terorisme ke Timur Tengah
A
A
A
MANILA - Presiden baru Filipina Rodrigo Duterte menyebut, Amerika Serikat (AS) adalah pihak yang mengimpor terorisme ke Timur Tengah. Dirinya mengatakan, hal itu dilakukan AS melalui intervensinya di sejumlah negara Timur Tengah.
Berbicara di sebuah acara yang diselenggarakan sebagai bagian dari perayaan Idul Fitri di Davao City kemarin, Duterte dengan tegas menantang narasi bahwa Timur Tengah adalah akar dari terorisme.
"Bukan seperti anggapan selama ini, bahwa Timur Tengah yang mengekspor terorisme ke Amerika, justru Amerika yang mengimpor terorisme ke Timur Tengah," kata Duterte, seperti dilansir Russia Today pada Minggu (10/7).
Duterte juga mengecam AS dan Inggris terkait invasi yang dilakukan oleh kedua negara tersebut di Irak pada tahun 2003 lalu. Dimana, kedua negara itu menggunakan dalih Saddam Hussein sebagai diktaktor yang mampu memberikan ancaman kepada dunia, yang saat ini terungkap bahwa alasan itu tidak berdasar sama sekali.
"Setelah hampir 10 tahun penyelidikan, ternyata tidak ada dasar hukum untuk menyatakan perang terhadap Irak. Anda lihat, itu adalah perang yang tidak berguna," jelasnya.
"Lihatlah Irak sekarang. Lihatlah apa yang terjadi ke Libya. Lihatlah apa yang terjadi pada Suriah. Bahkan anak-anak disiram dengan bensin. Mereka didorong ke dinding untuk janji-janji yang gagal," tambahnya.
Berbicara di sebuah acara yang diselenggarakan sebagai bagian dari perayaan Idul Fitri di Davao City kemarin, Duterte dengan tegas menantang narasi bahwa Timur Tengah adalah akar dari terorisme.
"Bukan seperti anggapan selama ini, bahwa Timur Tengah yang mengekspor terorisme ke Amerika, justru Amerika yang mengimpor terorisme ke Timur Tengah," kata Duterte, seperti dilansir Russia Today pada Minggu (10/7).
Duterte juga mengecam AS dan Inggris terkait invasi yang dilakukan oleh kedua negara tersebut di Irak pada tahun 2003 lalu. Dimana, kedua negara itu menggunakan dalih Saddam Hussein sebagai diktaktor yang mampu memberikan ancaman kepada dunia, yang saat ini terungkap bahwa alasan itu tidak berdasar sama sekali.
"Setelah hampir 10 tahun penyelidikan, ternyata tidak ada dasar hukum untuk menyatakan perang terhadap Irak. Anda lihat, itu adalah perang yang tidak berguna," jelasnya.
"Lihatlah Irak sekarang. Lihatlah apa yang terjadi ke Libya. Lihatlah apa yang terjadi pada Suriah. Bahkan anak-anak disiram dengan bensin. Mereka didorong ke dinding untuk janji-janji yang gagal," tambahnya.
(esn)