Sekolah Muslim di Perth Jadi Target Aksi Teror
Sekolah Muslim di Perth Jadi Target Aksi Teror
A
A
A
PERTH - Sebuah sekolah Islam di Perth, Australia, yakni Australia Islamic College dilaporkan telah menjadi sasaran aksi teror kelompok anti Islam. Kedua tempat itu mendapat serangan bom mobil, semalam.
Melansir junkee pada Rabu (29/6), serangan itu terhadi saat Muslim di Perth sedang melakukan ibadah di masjid di kampus itu. Tiba-tiba sebuah mobil yang diisi oleh bensin, diledakan di parkiran kampus tersebut.
Menurut kepolisian Perth, hal ini adalah serangan berdasarkan sentimen agama. Ini diketahui, setelah kepolisian Perth menemukan tulisan "Persetan Islam" di salah satu dinding Australia Islamic College.
Kepolisian mengatakan, berdasarkan keterangan saksi, pelaku diduga berjumlah tiga orang. "Tiga orang berjalan ke sebuah gang dekat kampus setelah serangan itu terjadi," kata pihak kepolisian.
Dalam sebuah unggan di Facebook, perwakilan AIC, Yahya Adel Ibrahim mengatakan, serangan itu tidak diragukan lagi adalah tindak pidana kebencian, dan menuturkan bahwa setiap orang lebih memilih untuk menyelesaikan ibadah mereka, daripada mengurusi langsung aksi tersebut.
"Saya tahu curahan dukungan dari masyarakat akan menjadi luar biasa karena Perth memiliki masyarkat yang terbaik, memiliki orang-orang yang penuh dengan kehangatan," kata Ibrahim.
Chris Tallentire, seorang politisi Australia, mengaku merasa sakit dengan adanya serangan teror berbasis kebencian terhadap agama. Melalui sebuah tulisan di laman Facebooknya, ia menyatakan dukungan terhadap komunitas Muslim di Autralia, khususnya Perth.
Melansir junkee pada Rabu (29/6), serangan itu terhadi saat Muslim di Perth sedang melakukan ibadah di masjid di kampus itu. Tiba-tiba sebuah mobil yang diisi oleh bensin, diledakan di parkiran kampus tersebut.
Menurut kepolisian Perth, hal ini adalah serangan berdasarkan sentimen agama. Ini diketahui, setelah kepolisian Perth menemukan tulisan "Persetan Islam" di salah satu dinding Australia Islamic College.
Kepolisian mengatakan, berdasarkan keterangan saksi, pelaku diduga berjumlah tiga orang. "Tiga orang berjalan ke sebuah gang dekat kampus setelah serangan itu terjadi," kata pihak kepolisian.
Dalam sebuah unggan di Facebook, perwakilan AIC, Yahya Adel Ibrahim mengatakan, serangan itu tidak diragukan lagi adalah tindak pidana kebencian, dan menuturkan bahwa setiap orang lebih memilih untuk menyelesaikan ibadah mereka, daripada mengurusi langsung aksi tersebut.
"Saya tahu curahan dukungan dari masyarakat akan menjadi luar biasa karena Perth memiliki masyarkat yang terbaik, memiliki orang-orang yang penuh dengan kehangatan," kata Ibrahim.
Chris Tallentire, seorang politisi Australia, mengaku merasa sakit dengan adanya serangan teror berbasis kebencian terhadap agama. Melalui sebuah tulisan di laman Facebooknya, ia menyatakan dukungan terhadap komunitas Muslim di Autralia, khususnya Perth.
(esn)
Explore More