Incar Mata-mata Rusia, Senat AS Hidupkan Era Perang Dingin

Kamis, 23 Juni 2016 - 10:10 WIB
Incar Mata-mata Rusia,...
Incar Mata-mata Rusia, Senat AS Hidupkan Era Perang Dingin
A A A
WASHINGTON - Komite Intelijen Senat Amerika Serikat (AS) mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) yang manargetkan mata-mata dan diplomat Rusia. RUU yang dirancang Senat AS ini menghidupkan kembali era Perang Dingin AS dan Rusia.

RUU Otorisasi Intelijen 2017 yang disahkan Senat AS pada bulan Mei 2016 juga mendorong AS untuk keluar dari perjanjian “Open Skies”. Perjanjian ini memungkinkan pesawat mata-mata AS, Rusia dan beberapa negara penandatangan terbang di atas wilayah udara satu sama lain.

“(RUU) mengharuskan presiden untuk membentuk sebuah komite untuk melawan tindakan aktif Rusia,” kata pihak Kantor Senator California Dianne Feinstein.

RUU yang diusulkan Senat AS ini meminta Gedung Putih untuk menghidupkan kembali komite atau kelompok kerja yang dibentuk presiden guna mengungkap mata-mata Rusia dan pembunuhan yang disponsori oleh Rusia.

Kelompok kerja itu nantinya juga bertugas menyelidiki sumber pendanaan dari sebuah kelompok yang beroperasi atas mandat Rusia, seperti lembaga penyiaran rahasia, manipulasi media, dan pendanaan rahasia.

Seorang pejabat intelijen AS yang berbicara dalam kondisi anonim kepada BuzzFeed mengatakan pembentukan komite baru yang diusulkan Senat AS itu memenuhi peran serupa dalam Perang Dingin.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Pooja Jhunjhunwala kepada BuzzFeed, mengatakan anggota kedutaan dan konsuler asing biasanya diizinkan untuk bebas bepergian di seluruh Amerika Serikat. Tapi, dengan adanya pembatasan gerak diplomat Rusia seperti usulan dalam RUU itu maka aturan “dibengkokkan”.

”Rusia cenderung untuk memberitahu Departemen Luar Negeri pada hari Jumat bahwa mereka berencana untuk pergi ke luar dalam radius 50 mil dari domisili mereka, dan Departemen Luar Negeri tidak ingin menjadi orang jahat (dengan mengatakan tidak),” kata Jhunjhunwala, menyikapi RUU usulan Senat AS tersebut yang dikutip dari Russia Today, Kamis (23/6/2016).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0889 seconds (0.1#10.140)