Trump Berbalik Dukung Pengontrolan Senjata
A
A
A
WASHINGTON - Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, menuntut larangan bagi tersangka teroris untuk membeli senjata. Komentar Trump ini muncul setelah Presiden Obama kembali menyerukan pengontrolan senjata pasca pembantaian di Orlando.
Pernyataan Trump ini cukup mengejutkan, mengingat selama ini ia adalah sosok yang mendukung hak-hak kepemilikan senjata di AS. Namun kemarin, ia mengaku khawatir terjadi penyimpangan dan mudahnya tersangka teroris mendapatkan senjata otomatis.
Trump pun berencana menggelar diskusi untuk melobi National Rifle Association (NRA) yang mendukung pencalonannya. "Saya akan bertemu dengan NRA untuk membicarakan tidak diizinkannya seseorang yang berada dalam daftar teroris, atau dalam daftar tidak boleh terbang, untuk membeli senjata," cuit Trump di akun Twitternya seperti dikutip dari Express, Kamis (16/6/2016).
Sedikitnya 49 orang, termasuk pelaku, tewas dalam peristiwa penembakan brutal di klub gay Pulse, Orlando. Jumlah korban tewas ini adalah yang terbanyak dalam sejarah AS.
Penembakan massal di kelab gay Pulse, Orlando, dilakukan oleh Omar Mateen (27), warga AS keturunan Afghanistan terjadi pada Minggu pukul 02.00 pagi waktu AS.
Pernyataan Trump ini cukup mengejutkan, mengingat selama ini ia adalah sosok yang mendukung hak-hak kepemilikan senjata di AS. Namun kemarin, ia mengaku khawatir terjadi penyimpangan dan mudahnya tersangka teroris mendapatkan senjata otomatis.
Trump pun berencana menggelar diskusi untuk melobi National Rifle Association (NRA) yang mendukung pencalonannya. "Saya akan bertemu dengan NRA untuk membicarakan tidak diizinkannya seseorang yang berada dalam daftar teroris, atau dalam daftar tidak boleh terbang, untuk membeli senjata," cuit Trump di akun Twitternya seperti dikutip dari Express, Kamis (16/6/2016).
Sedikitnya 49 orang, termasuk pelaku, tewas dalam peristiwa penembakan brutal di klub gay Pulse, Orlando. Jumlah korban tewas ini adalah yang terbanyak dalam sejarah AS.
Penembakan massal di kelab gay Pulse, Orlando, dilakukan oleh Omar Mateen (27), warga AS keturunan Afghanistan terjadi pada Minggu pukul 02.00 pagi waktu AS.
(ian)