Obama Kecam Pernyataan Anti-Muslim Trump
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengecam pernyataan yang dibuat oleh Donald Trump, terkait dengan pembantaian Orlando. Bakal calon presiden AS dari partai Republik itu kembali menyuarakan larangan bagi Muslim untuk memasuki AS, dan peningkatan pengawasan terhadap masjid-masjid di AS.
Obama mengatakan, Trump sudah kelewatan dalam menyampaikan pendapatnya. Dirinya juga menilai, retorika anti-Muslim yang kerap disampaikan Trump bisa membahayakan persatuan AS.
"Apakah kita akan mulai memperlakukan semua orang Muslim Amerika secara berbeda? Apakah kita akan mulai menundukkan mereka dalam pengawasan khusus? Kita akan mulai membedakan mereka karena iman mereka?" tanya Obama.
"Kami mulai melihat mana jenis retorika dan bicara longgar dan kecerobohan tentang siapa sebenarnya yang kita lawan, di mana hal ini dapat menggiring kita (pada perpecahan)," sambungnya, seperti dilansir Alaraby pada Rabu (15/6).
Di kesempatan yang sama Obama juga menegaskan, dirinya tidak akan mengikuti apa yang diminta Trump, yakni dengan menyebut pembantaian Orlando sebagai aksi radikalisme Islam. Menurutnya, pelabelan semacam itu tidak membuat situasi semakin baik, justru akan membuatnya semakin buruk.
"Apa sebenarnya yang ingin dicapai dengan ada pelabelan itu? "Apa sebenarnya yang akan berubah? Apakah itu membuat ISIS akan mengurangi komitmen untuk mencoba membunuh orang Amerika?" "Apakah itu membawa lebih banyak sekutu? Apakah ada strategi militer yang disajikan dengan ini? Jawabannya adalah tidak ada," ucapnya.
"Tidak ada sihir untuk frase 'radikal Islam'. Ini adalah pembicaraan politik. Ini bukan strategi. Penasihat saya berkali-kali mengatakan, jika kita benar-benar menggunakan kalimat itu, kita akan mengubah semua hal yang ada di sekitar kita," imbuhnya.
Obama mengatakan, Trump sudah kelewatan dalam menyampaikan pendapatnya. Dirinya juga menilai, retorika anti-Muslim yang kerap disampaikan Trump bisa membahayakan persatuan AS.
"Apakah kita akan mulai memperlakukan semua orang Muslim Amerika secara berbeda? Apakah kita akan mulai menundukkan mereka dalam pengawasan khusus? Kita akan mulai membedakan mereka karena iman mereka?" tanya Obama.
"Kami mulai melihat mana jenis retorika dan bicara longgar dan kecerobohan tentang siapa sebenarnya yang kita lawan, di mana hal ini dapat menggiring kita (pada perpecahan)," sambungnya, seperti dilansir Alaraby pada Rabu (15/6).
Di kesempatan yang sama Obama juga menegaskan, dirinya tidak akan mengikuti apa yang diminta Trump, yakni dengan menyebut pembantaian Orlando sebagai aksi radikalisme Islam. Menurutnya, pelabelan semacam itu tidak membuat situasi semakin baik, justru akan membuatnya semakin buruk.
"Apa sebenarnya yang ingin dicapai dengan ada pelabelan itu? "Apa sebenarnya yang akan berubah? Apakah itu membuat ISIS akan mengurangi komitmen untuk mencoba membunuh orang Amerika?" "Apakah itu membawa lebih banyak sekutu? Apakah ada strategi militer yang disajikan dengan ini? Jawabannya adalah tidak ada," ucapnya.
"Tidak ada sihir untuk frase 'radikal Islam'. Ini adalah pembicaraan politik. Ini bukan strategi. Penasihat saya berkali-kali mengatakan, jika kita benar-benar menggunakan kalimat itu, kita akan mengubah semua hal yang ada di sekitar kita," imbuhnya.
(esn)