Jadi Negara Islam, Gambia Melarang Musik dan Tari saat Ramdhan

Selasa, 14 Juni 2016 - 15:28 WIB
Jadi Negara Islam, Gambia Melarang Musik dan Tari saat Ramdhan
Jadi Negara Islam, Gambia Melarang Musik dan Tari saat Ramdhan
A A A
BANJUL - Setelah Presiden Yahya Jammeh mendeklarasikan Gambia sebagai negara Islam pada Desember 2015, negara itu kini melarang musik, tari dan bunyi drum selama Ramdhan.

Bagi warga yang melanggarnya, aparat kepolisian Gambia akan menangkapnya. Gambia merupakan negara di Afrika barat dengan 90 persen penduduknya Muslim.

”Orang-orang mematuhi perintah polisi terkait larangan (menabuh) drum dan menari selama bulan Ramadhan dan sejauh ini tidak ada satu pun yang ditangkap oleh polisi karena melanggar itu,” kata juru bicara kepolisian Gambia, Lamin Njie, kepada AFP.

Baca juga:
Presiden Gambia Umumkan Negaranya Jadi Republik Islam

Peraturan itu diterbitkan Kepolisian Gambia sejak pekan lalu.”Semua upacara, perayaan dan program acara yang melibatkan drum, musik dan tari pada siang hari atau di malam hari dilarang,” bunyi peraturan itu, yang dilansir Al Jazeera, Selasa (14/6/2016).

”Oleh karena itu semua mereka yang terlibat dalam praktek, diperingatkan untuk berhenti dari tindakan seperti itu. Jika tidak, mereka akhirnya akan ditangkap dan menghadapi kekuatan hukum tanpa kompromi,” lanjut bunyi peraturan tersebut.

Meski Gambia dideklarasikan menjadi negara Islam sejak Desember 2015, Presiden Yahya Jammeh menekankan bahwa hak-hak minoritas warga Kristen akan dihormati dan kaum perempuan tidak akan kenakan aturan dress code atau kode berbusana.

Gambia merupakan bekas koloni Inggris. Selain Islam dan Kristen, penduduk di negara itu menganut kepercayaan adat.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3738 seconds (0.1#10.140)