Monumen Besar Ditemukan Terkubur di Bawah Situs Petra Yordania
A
A
A
AMMAN - Sebuah monumen besar ditemukan terkubur di bawah pasir situs warisan dunia Petra di Yordania selatan. Hal itu diketahui setelah arkeolog menggunakan gambar citra satelit, foto drone, dan survei tanah.
Monumen itu berukuran sepanjang kolam renang standar Olimpiade dan dua kali lebih lebar. Para peneliti mengatakan platform tersebut berbeda dengan struktur lain yang ada di situs kuno tersebut. Diperkirakan monumen ini memiliki tujuan seremonial.
Permukaan tembikar yang ditemukan menunjukkan jika monumen itu dibangun pada abad pertengahan kedua, ketika Petra berada pada puncak kejayaan. Penelitian juga mengungkapkan sebuah platform yang lebih kecil terkandung di dalam platform yang lebih besar. Platform tersebut pernah dilapisi dengan kolom di satu sisi dan dengan tangga yang luas di sisi lain.
Penelitian ini dilakukan oleh Sarah Parcak dari University of Birmingham, dan Christopher Tuttle, Direktur Eksekutif Dewan Amerika Pusat Penelitian Luar Negeri. Mereka menyebut temuan ini sebagai sesuatu yang tersembunyi di depan mata
"Saya telah bekerja di Petra selama 20 tahun, dan saya tahu bahwa ada sesuatu, tapi pasti sah untuk menyebutnya sebuah penemuan," kata Tuttle, seperti dikutip dari BBC, Jumat (10/6/2016).
Petra sendiri diyakini dibangun pada abad keempat SM oleh peradaban Nabataean yang wilayahnya diyakini meliputi Yordania, Irak, Suriah dan Lebanon.
Monumen itu berukuran sepanjang kolam renang standar Olimpiade dan dua kali lebih lebar. Para peneliti mengatakan platform tersebut berbeda dengan struktur lain yang ada di situs kuno tersebut. Diperkirakan monumen ini memiliki tujuan seremonial.
Permukaan tembikar yang ditemukan menunjukkan jika monumen itu dibangun pada abad pertengahan kedua, ketika Petra berada pada puncak kejayaan. Penelitian juga mengungkapkan sebuah platform yang lebih kecil terkandung di dalam platform yang lebih besar. Platform tersebut pernah dilapisi dengan kolom di satu sisi dan dengan tangga yang luas di sisi lain.
Penelitian ini dilakukan oleh Sarah Parcak dari University of Birmingham, dan Christopher Tuttle, Direktur Eksekutif Dewan Amerika Pusat Penelitian Luar Negeri. Mereka menyebut temuan ini sebagai sesuatu yang tersembunyi di depan mata
"Saya telah bekerja di Petra selama 20 tahun, dan saya tahu bahwa ada sesuatu, tapi pasti sah untuk menyebutnya sebuah penemuan," kata Tuttle, seperti dikutip dari BBC, Jumat (10/6/2016).
Petra sendiri diyakini dibangun pada abad keempat SM oleh peradaban Nabataean yang wilayahnya diyakini meliputi Yordania, Irak, Suriah dan Lebanon.
(ian)