China Ingin Bangun Laboratorium Bawah Laut di Laut China Selatan
A
A
A
BEIJING - China telah mengumumkan rencananya untuk membangun sebuah laboratorium di bawah laut di kawasan Laut China Selatan.
Rencana Beijing ini dikhawatirkan akan memicu pertikaian antara China dengan negara-negara ASEAN yang terlibat sengketa di kawasan itu.
China belum menjelaskan apakah laboratorium yang akan dibangun memiliki fitur militer atau peran lain yang bisa meningkatan ketegangan di Laut China Selatan.
Proyek ambisius Beijing ini akan berlokasi 3.000 meter (9.800 kaki) di bawah permukaan air di Laut China Selatan. Hal ini terungkap dari presentasi Departemen Sains China yang baru-baru ini dilihat oleh Bloomberg yang dikutip Jumat (10/6/2016).
Laporan ini muncul setelah China menegaskan kembali penolakannya untuk mematuhi peraturan apa pun dari panel arbitrase PBB. China tetap mengklaim hampir seluruh kawasan Laut China Selatan.
Wakil Kepala Staf Tentara Pembebasan China, Laksamana Sun Jianguo dalam forum Konferensi Keamanan Regional Shangri-la di Singapura, mengimbau negara-negara yang tidak terlibat klaim sengketa Laut China Selatan untuk keluar dari polemik.
Imbauan pejabat militer China ini sebagai sindiran terhadap Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya termasuk Jepang dan Australia.
”Kami tidak membuat masalah, tapi kami tidak takut pada kesulitan,” kata Sun.
“China tidak akan menanggung (menerima) putusan arbitrase, dan tidak akan membiarkan pelanggaran apapun terhadap kepentingan kedaulatan dan keamanan atau acuh tak acuh terhadap perilaku yang tidak bertanggung jawab dari beberapa negara di dalam dan di sekitar Laut China Selatan,” katanya.
Rencana Beijing ini dikhawatirkan akan memicu pertikaian antara China dengan negara-negara ASEAN yang terlibat sengketa di kawasan itu.
China belum menjelaskan apakah laboratorium yang akan dibangun memiliki fitur militer atau peran lain yang bisa meningkatan ketegangan di Laut China Selatan.
Proyek ambisius Beijing ini akan berlokasi 3.000 meter (9.800 kaki) di bawah permukaan air di Laut China Selatan. Hal ini terungkap dari presentasi Departemen Sains China yang baru-baru ini dilihat oleh Bloomberg yang dikutip Jumat (10/6/2016).
Laporan ini muncul setelah China menegaskan kembali penolakannya untuk mematuhi peraturan apa pun dari panel arbitrase PBB. China tetap mengklaim hampir seluruh kawasan Laut China Selatan.
Wakil Kepala Staf Tentara Pembebasan China, Laksamana Sun Jianguo dalam forum Konferensi Keamanan Regional Shangri-la di Singapura, mengimbau negara-negara yang tidak terlibat klaim sengketa Laut China Selatan untuk keluar dari polemik.
Imbauan pejabat militer China ini sebagai sindiran terhadap Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya termasuk Jepang dan Australia.
”Kami tidak membuat masalah, tapi kami tidak takut pada kesulitan,” kata Sun.
“China tidak akan menanggung (menerima) putusan arbitrase, dan tidak akan membiarkan pelanggaran apapun terhadap kepentingan kedaulatan dan keamanan atau acuh tak acuh terhadap perilaku yang tidak bertanggung jawab dari beberapa negara di dalam dan di sekitar Laut China Selatan,” katanya.
(mas)