Dibuat Kelaparan, Warga Fallujah Dipaksa Gabung ISIS

Rabu, 08 Juni 2016 - 08:42 WIB
Dibuat Kelaparan, Warga...
Dibuat Kelaparan, Warga Fallujah Dipaksa Gabung ISIS
A A A
FALLUJAH - Para warga Irak yang berhasil melarikan diri dari kota Fallujah yang diduduki ISIS mengatakan bahwa mereka dipaksa bergabung dengan kelompok radikal itu dengan cara dibuat kelaparan.

Persediaan makanan dikontrol ketat oleh ISIS atau Daesh sejak kelompok itu menduduki Fallujah mulai bulan Mei 2014. Sejak itu pula, Pemerintah Irak menghentikan pembayaran gaji untuk otoritas Fallujah yang semakin mempersulit kondisi hidup warga di kota tersebut.

Ketika orang-orang di Fallujah kehabisan akal untuk mendapatkan makanan, para anggota kelompok teror itu pergi dari pintu ke pintu untuk membagikan makanan dengan syarat warga harus bergabung dengan ISIS.

”Hidup itu sulit, sangat sulit, terutama ketika kita berhenti menerima gaji dan (dana) pensiun,” kata Azhar Nazar Hadi, 45, yang keluarganya dipaksa pindah dari Kota Sijir ke Fallujah oleh militan ISIS, kepada Reuters.

”Ada tembakan, mortir dan bentrokan, kami tinggal dengan bersembunyi sampai pasukan (Irak) datang,” kata Hadi, yang dilansir Rabu (8/6/2016).

”Tujuh bulan terakhir kami kehabisan segala sesuatu dan harus bertahan pada air. Tepung, beras dan minyak goreng tidak tersedia lagi dengan harga yang tak terjangkau,” keluhnya.

”Mereka mengatakan kepada tetangga kita bahwa mereka akan memberinya sekarung tepung jika anaknya bergabung dengan mereka; ia menolak dan ketika mereka pergi, ia melarikan diri dengan keluarganya,” imbuh Hanaa Mahdi Fayadh, 23, warga Sijir, yang saat ini tinggal di sebuah pusat perlindungan di Garma, kepada Reuters.

Sekitar 15 orang, termasuk keluarga dan tetangga Fayadh, meninggalkan Sijir pada 27 Mei atau empat hari setelah Bagdad melancarkan serangan terhadap militan ISIS di Fallujah, dengan tujuan menggempur pengepungan ISIS terhadap kota itu.

”Kami meninggalkan kota karena tidak ada makanan atau kayu untuk membuat api, selain itu, penembakan itu sangat dekat dengan rumah kami," katanya.

Lebih dari 1.500 pengungsi ditampung di Garma yang kebanyakan perempuan dan anak-anak. Sedangkan para pria diselidiki untuk menjelaskan apakah mereka terlibat atau bergabung dengan ISIS atau tidak.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6114 seconds (0.1#10.140)