Damaskus Tuding Sejumlah Anggota DK PBB Terapkan Standar Ganda
A
A
A
NEW YORK - Kementerian Luar Negeri Suriah, dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Sekertaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Dewan Keamanan (DK) PBB, menuding bahwa beberapa anggota DK PBB telah menerapkan standar ganda. Menurut Damaskus, salah satunya adalah Amerika Serikat (AS).
"Beberapa negara anggota Dewan Keamanan PBB menerapkan standar ganda untuk memerangi terorisme dan tidak benar-benar berkomitmen untuk itu," bunyi surat Kemenlu Suriah, seperti dilansir Russia Today pada Senin (6/6).
Tuduhan tersebut didasari oleh penolakan AS, Prancis, Inggris, dan Ukraina untuk menunjuk Jaish al-Islam dan Ahrar al-Sham sebagai organisasi teroris dan menambahkannya ke daftar yang relevan. Kedua kelompok pemberontak itu disebut melakukan kerjasama dengan al-Nusra.
Damaskus juga dalam suranya mendesak seluruh negara anggota PBB, khususnya DK PBB untuk tidak menutup mata pada fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan. Menurut pemerintah Suriah, sampai saat ini Turki masih membuka perbatasan mereka untuk teroris.
"Dengan memutar mata terhadap tindakan rezim Turki yang membuka perbatasannya untuk membiarkan ribuan teroris, semua jenis senjata, dan bahkan beberapa tentara Turki ke Aleppo utara, beberapa negara mendorong para teroris untuk melakukan pembantaian di Aleppo dan melanggar gencatan senjata," sambungnya.
"Beberapa negara anggota Dewan Keamanan PBB menerapkan standar ganda untuk memerangi terorisme dan tidak benar-benar berkomitmen untuk itu," bunyi surat Kemenlu Suriah, seperti dilansir Russia Today pada Senin (6/6).
Tuduhan tersebut didasari oleh penolakan AS, Prancis, Inggris, dan Ukraina untuk menunjuk Jaish al-Islam dan Ahrar al-Sham sebagai organisasi teroris dan menambahkannya ke daftar yang relevan. Kedua kelompok pemberontak itu disebut melakukan kerjasama dengan al-Nusra.
Damaskus juga dalam suranya mendesak seluruh negara anggota PBB, khususnya DK PBB untuk tidak menutup mata pada fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan. Menurut pemerintah Suriah, sampai saat ini Turki masih membuka perbatasan mereka untuk teroris.
"Dengan memutar mata terhadap tindakan rezim Turki yang membuka perbatasannya untuk membiarkan ribuan teroris, semua jenis senjata, dan bahkan beberapa tentara Turki ke Aleppo utara, beberapa negara mendorong para teroris untuk melakukan pembantaian di Aleppo dan melanggar gencatan senjata," sambungnya.
(esn)