Asosiasi Jurnalis Filipina Kecam Pernyataan Duterte
A
A
A
MANILA - Asosiasi Jurnalis Filipina bereaksi keras atas pernyataan terbaru yang dilontarkan oleh Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte. Sebelumnya, Duterte menyatakan, pembunuhan terhadap jurnalis korup adalah suatu tindakan yang sah.
Ketua Asosiasi Jurnalis Filipina, Ryan Rosuaro mengatakan, kebebasan pers dan pembunuhan adalah dua hal yang sangat serius. Dirinya juga menyebut, pernyataan Duterte adalah sesuatu hal yang sangat mengerikan.
"Ini mengerikan, bahwa Presiden terpilih Rodrigo Duterte harus membenarkan pembunuhan wartawan di negeri ini dengan memainkan kartu korupsi," kata Rosuaro, seperti dilansir Reuters pada Kamis (2/6).
Sementara itu, Romel Regalado Bagares, Direktur Eksekutif dari Pusat Hukum Internasional, mengatakan komentar Duterte menunjukkan sikap sinis terhadap apa yang menjadi perhatian serius masyarakat internasional dan bisa mengabadikan imunitas bagi pembunuh.
"Pernyataan mengejutkan Presiden Rodrigo Duterte yang memaafkan pembunuhan di luar hukum mengancam untuk membuat Filipina menjadi ladang pembantaian bagi wartawan," kata Bagares sebuah pernyataan.
"Kami mendesak Duterte untuk menarik kembali komentarnya dan memberikan sinyal bahwa ia bermaksud untuk melindungi, bukan menargetkan jurnalis," sambungnya.
Perhimpunan Koresponden Asing di Filipina juga menyatakan kekhawatiran yang sama. Menurut perhimpunan itu, komentar Duterte menunjukan bahwa perlindungan terhadap junalis di Filipina masih jauh dari kata baik.
Ketua Asosiasi Jurnalis Filipina, Ryan Rosuaro mengatakan, kebebasan pers dan pembunuhan adalah dua hal yang sangat serius. Dirinya juga menyebut, pernyataan Duterte adalah sesuatu hal yang sangat mengerikan.
"Ini mengerikan, bahwa Presiden terpilih Rodrigo Duterte harus membenarkan pembunuhan wartawan di negeri ini dengan memainkan kartu korupsi," kata Rosuaro, seperti dilansir Reuters pada Kamis (2/6).
Sementara itu, Romel Regalado Bagares, Direktur Eksekutif dari Pusat Hukum Internasional, mengatakan komentar Duterte menunjukkan sikap sinis terhadap apa yang menjadi perhatian serius masyarakat internasional dan bisa mengabadikan imunitas bagi pembunuh.
"Pernyataan mengejutkan Presiden Rodrigo Duterte yang memaafkan pembunuhan di luar hukum mengancam untuk membuat Filipina menjadi ladang pembantaian bagi wartawan," kata Bagares sebuah pernyataan.
"Kami mendesak Duterte untuk menarik kembali komentarnya dan memberikan sinyal bahwa ia bermaksud untuk melindungi, bukan menargetkan jurnalis," sambungnya.
Perhimpunan Koresponden Asing di Filipina juga menyatakan kekhawatiran yang sama. Menurut perhimpunan itu, komentar Duterte menunjukan bahwa perlindungan terhadap junalis di Filipina masih jauh dari kata baik.
(esn)