Palestina Sebut Netanyahu Sedang Bermain Peran
A
A
A
RAMALLAH - Seketaris Jenderal Organisasi Palestina Merdeka (PLO) Saeb Erekat menyebut saat ini Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sedang bermain peran, dan menggunakan Palestina untuk memperkuat perannya itu. Ini merupakan respon atas pernyataan Netanytahu yang mengatakan siap untuk kembali menghidupkan insiaitif Arab soal perdamaian Israel dan Palestina.
"Kami digunakan oleh Netanyahu dan inkonsistensi dan kontradiksi antara kata-kata serta tindakan pemerintahnya," ucap Erekat dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Arutz Sheva pada Rabu (1/6).
"Perdamaian harus diterjemahkan dari kata-kata ke dalam tindakan, terutama dengan mengakhiri pembuatan fakta di lapangan, penghentian perluasan pemukiman, mengakhiri Yahudisasi Yerusalem, menghentikan eksekusi di luar hukum, menghentikan semua pembongkaran rumah, mengembalikan semua jenazah, mengangkat pengepungan, pengakuan perbatasan tahun 1967, dan melaksanakan kesepakatan yang ditandatangani," sambungnya.
Erekat juga memperingatkan terhadap kemungkinan Israel akan mengiring inisiatif Arab di luar konteks yang sebenarnya dan menekankan bahwa posisi Palestina menuju inisiatif Arab tetap sama dan jelas.
"Ini adalah saat yang kritis dalam sejarah kami dan kami berharap bahwa masyarakat internasional berkomitmen untuk mengakhiri ketidakadilan yang dilakukan terhadap Palestina dengan mengakui pentingnya kegiatan seperti Inisiatif Perdamaian Arab dan konferensi Prancis, dalam kerangka dan waktu yang jelas dan dipandu oleh hukum internasional dan prinsip-prinsip PBB," pungkasnya.
Kemarin, Netanyahu mengatakan, dirinya menerima dan siap kembali menghidupkan inisiatif negara-negara Arab soal perdamaian Palestina. Dirinya menuturkan, inisiatif negara-nagara Arab bisa membantu menghidupkan kembali upaya damai dengan Palestina, yang saat ini tengah mati suri.
Inisiatif Arab yang asli sejatinya berisi tawarkan pengakuan penuh kepada Israel. Tetapi hanya jika Israel menyerahkan semua tanah yang disita di perang Timur Tengah pada 1967 dan sepakat untuk "solusi yang adil" bagi pengungsi Palestina.
Tapi pada tahun 2013, inisiatif ini mulai melunak dengan memasukan adanya pertukaran wilayah antara Israel dan Palestina. Sejak saat ini Netanyahu mulai mengisyaratkan kesiapan untuk melakukan diskusi dengan negara Arab mengenai inisiatif ini.
"Kami digunakan oleh Netanyahu dan inkonsistensi dan kontradiksi antara kata-kata serta tindakan pemerintahnya," ucap Erekat dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Arutz Sheva pada Rabu (1/6).
"Perdamaian harus diterjemahkan dari kata-kata ke dalam tindakan, terutama dengan mengakhiri pembuatan fakta di lapangan, penghentian perluasan pemukiman, mengakhiri Yahudisasi Yerusalem, menghentikan eksekusi di luar hukum, menghentikan semua pembongkaran rumah, mengembalikan semua jenazah, mengangkat pengepungan, pengakuan perbatasan tahun 1967, dan melaksanakan kesepakatan yang ditandatangani," sambungnya.
Erekat juga memperingatkan terhadap kemungkinan Israel akan mengiring inisiatif Arab di luar konteks yang sebenarnya dan menekankan bahwa posisi Palestina menuju inisiatif Arab tetap sama dan jelas.
"Ini adalah saat yang kritis dalam sejarah kami dan kami berharap bahwa masyarakat internasional berkomitmen untuk mengakhiri ketidakadilan yang dilakukan terhadap Palestina dengan mengakui pentingnya kegiatan seperti Inisiatif Perdamaian Arab dan konferensi Prancis, dalam kerangka dan waktu yang jelas dan dipandu oleh hukum internasional dan prinsip-prinsip PBB," pungkasnya.
Kemarin, Netanyahu mengatakan, dirinya menerima dan siap kembali menghidupkan inisiatif negara-negara Arab soal perdamaian Palestina. Dirinya menuturkan, inisiatif negara-nagara Arab bisa membantu menghidupkan kembali upaya damai dengan Palestina, yang saat ini tengah mati suri.
Inisiatif Arab yang asli sejatinya berisi tawarkan pengakuan penuh kepada Israel. Tetapi hanya jika Israel menyerahkan semua tanah yang disita di perang Timur Tengah pada 1967 dan sepakat untuk "solusi yang adil" bagi pengungsi Palestina.
Tapi pada tahun 2013, inisiatif ini mulai melunak dengan memasukan adanya pertukaran wilayah antara Israel dan Palestina. Sejak saat ini Netanyahu mulai mengisyaratkan kesiapan untuk melakukan diskusi dengan negara Arab mengenai inisiatif ini.
(esn)