Roket ISIS Serang Pangkalan Rusia, 4 Helikopter dan 20 Truk Hancur
A
A
A
HOMS - Pangkalan udara T4 Rusia di Tiyas, di Homs timur, Suriah diserang dengan roket grad yang diklaim diluncurkan oleh ISIS. Sebanyak empat helikopter dan 20 truk militer hancur.
Citra satelit perusahaan intelijen swasta Stratfor yang dirilis BBC, telah menunjukkan bahwa kebakaran dan ledakan hebat terjadi di pangkalan udara Rusia yang berjarak sekitar 40 mil (60 km) dari Palmyra, Suriah. Gambar citra satelit menunjukkan sejumlah perangkat keras militer Rusia hancur.
Para ahli tidak mengabaikan klaim kelompok Daesh atau ISIS yang meluncurkan serangan itu dengan roket grad. ISIS melalui media propagandanya, Amaq, pertama kali mengklaim meluncurkan serangan di pangkalan udara T4 Rusia itu.
Pihak Stratfor mengatakan bahwa gambar citra satelit menunjukkan bahwa ledakan bukan akibat kecelakaan.”Citra (satelit) memberitahu kita bahwa pertama-tama ini bukan ledakan yang disengaja, karena beberapa rumor terus bermunculan,” kata analis militer Stratfor, Sim Tak, kepada BBC.
”Ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa ada beberapa sumber yang berbeda dari ledakan di pangkalan udara, dan itu menunjukkan bahwa Rusia mengaalaminya cukup buruk,” lanjut Tak, yang dikutip Rabu (25/5/2016).
Serangan hebat itu terjadi pada 14 Mei 2016, namun gambar citra satelit baru dirilis semalam. Sim Tak tidak meragukan klaim ISIS, meski Rusia telah menyangkalnya pada hari ini.
Pangkalan udara T4 sejatinya adalah rumah dari dua skuadron tempur dari pesawat jet tempur Su-24 pesawat dan pesawat Su-22. Pesawat-pesawat tempur ini telah melakukan misi serangan di berbagai wilayah Suriah, termasuk operasi yang memaksa ISIS keluar dari Palmyra.
Laporan ini muncul setelah pada hari Senin lebih dari 100 warga Suriah tewas dalam serangkaian bom bunuh di Tartous dan Jableh, dua kota basis loyalis Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Sementara itu, pasukan Kurdi sekutu Arab yang didukung Amerika Serikat, yakni pasukan Demokratik Suriah mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah memulai serangan di pedesaan utara dari Raqqa, salah satu benteng ISIS di Suriah.
Citra satelit perusahaan intelijen swasta Stratfor yang dirilis BBC, telah menunjukkan bahwa kebakaran dan ledakan hebat terjadi di pangkalan udara Rusia yang berjarak sekitar 40 mil (60 km) dari Palmyra, Suriah. Gambar citra satelit menunjukkan sejumlah perangkat keras militer Rusia hancur.
Para ahli tidak mengabaikan klaim kelompok Daesh atau ISIS yang meluncurkan serangan itu dengan roket grad. ISIS melalui media propagandanya, Amaq, pertama kali mengklaim meluncurkan serangan di pangkalan udara T4 Rusia itu.
Pihak Stratfor mengatakan bahwa gambar citra satelit menunjukkan bahwa ledakan bukan akibat kecelakaan.”Citra (satelit) memberitahu kita bahwa pertama-tama ini bukan ledakan yang disengaja, karena beberapa rumor terus bermunculan,” kata analis militer Stratfor, Sim Tak, kepada BBC.
”Ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa ada beberapa sumber yang berbeda dari ledakan di pangkalan udara, dan itu menunjukkan bahwa Rusia mengaalaminya cukup buruk,” lanjut Tak, yang dikutip Rabu (25/5/2016).
Serangan hebat itu terjadi pada 14 Mei 2016, namun gambar citra satelit baru dirilis semalam. Sim Tak tidak meragukan klaim ISIS, meski Rusia telah menyangkalnya pada hari ini.
Pangkalan udara T4 sejatinya adalah rumah dari dua skuadron tempur dari pesawat jet tempur Su-24 pesawat dan pesawat Su-22. Pesawat-pesawat tempur ini telah melakukan misi serangan di berbagai wilayah Suriah, termasuk operasi yang memaksa ISIS keluar dari Palmyra.
Laporan ini muncul setelah pada hari Senin lebih dari 100 warga Suriah tewas dalam serangkaian bom bunuh di Tartous dan Jableh, dua kota basis loyalis Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Sementara itu, pasukan Kurdi sekutu Arab yang didukung Amerika Serikat, yakni pasukan Demokratik Suriah mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah memulai serangan di pedesaan utara dari Raqqa, salah satu benteng ISIS di Suriah.
(mas)