AS Waswas Pesawatnya Kerap Dicegat Jet Tempur Rusia dan China
A
A
A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) merasa waswas dengan manuver agresif pesawat-pesawat jet tempur Rusia dan China yang beberapa kali mencegat pesawat militer Washington.
Jenderal Angkatan Udara AS, Herbert “Hawk” Carlisle, pemimpin Komando Tempur Udara, dalam wawancaranya dengan USA Today, mengatakan tantangan dari Rusia dan China di wilayah udara internasional tak hanya penting tapi juga berbahaya.
”Kekhawatiran kami adalah kebangkitan Rusia dan China yang sangat, sangat agresif,” kata Carlisle.
Kedua negara, kata dia, bermaksud memperluas lingkup pengaruh mereka. Rusia memperluas pengaruh militernya di Eropa Timur dan Pasifik sedangkan China fokus pada pengaruhnya di Laut China Selatan.
”Maksud mereka adalah untuk membuat kami agar tidak berada di sana," kata Carlisle, yang dikutip Senin (23/5/2016).
”Sehingga pengaruh di ruang-ruang internasional dikendalikan hanya oleh mereka. Keyakinan saya adalah bahwa kita tidak bisa membiarkan itu terjadi. Kita harus terus beroperasi secara legal di wilayah udara internasional dan jalur perairan internasional. Kita harus terus memanggil mereka ketika mereka menjadi agresif dan tidak aman.”
Menurutnya, pencegatan terhadap pesawat patroli AS berisiko terjadi tabrakan di udara yang akan meningkatkan ketegangan antara kekuatan negara-negara nuklir.
”Setiap kecelakaan yang terjadi saat militer AS memainkan permainan ‘kucing dan tikus’ dengan pasukan Rusia atau China bisa meningkat menjadi perkelahian nyata,” kata Loren Thompson, seorang konsultan industri pertahanan dan analis militer di Lexington Institute.
”Jika tidak, kemenangan Amerika tidak terjamin, karena pasukan AS yang beroperasi ribuan mil dari dalam negeri dan sisi lainnya adalah di dekat pangkalan utama. Konfrontasi kecil bisa berubah menjadi perang besar, dan doktrin militer Rusia mencakup penggunaan senjata nuklir untuk memenangkan konflik-konflik lokal,” lanjut dia.
Jenderal Angkatan Udara AS, Herbert “Hawk” Carlisle, pemimpin Komando Tempur Udara, dalam wawancaranya dengan USA Today, mengatakan tantangan dari Rusia dan China di wilayah udara internasional tak hanya penting tapi juga berbahaya.
”Kekhawatiran kami adalah kebangkitan Rusia dan China yang sangat, sangat agresif,” kata Carlisle.
Kedua negara, kata dia, bermaksud memperluas lingkup pengaruh mereka. Rusia memperluas pengaruh militernya di Eropa Timur dan Pasifik sedangkan China fokus pada pengaruhnya di Laut China Selatan.
”Maksud mereka adalah untuk membuat kami agar tidak berada di sana," kata Carlisle, yang dikutip Senin (23/5/2016).
”Sehingga pengaruh di ruang-ruang internasional dikendalikan hanya oleh mereka. Keyakinan saya adalah bahwa kita tidak bisa membiarkan itu terjadi. Kita harus terus beroperasi secara legal di wilayah udara internasional dan jalur perairan internasional. Kita harus terus memanggil mereka ketika mereka menjadi agresif dan tidak aman.”
Menurutnya, pencegatan terhadap pesawat patroli AS berisiko terjadi tabrakan di udara yang akan meningkatkan ketegangan antara kekuatan negara-negara nuklir.
”Setiap kecelakaan yang terjadi saat militer AS memainkan permainan ‘kucing dan tikus’ dengan pasukan Rusia atau China bisa meningkat menjadi perkelahian nyata,” kata Loren Thompson, seorang konsultan industri pertahanan dan analis militer di Lexington Institute.
”Jika tidak, kemenangan Amerika tidak terjamin, karena pasukan AS yang beroperasi ribuan mil dari dalam negeri dan sisi lainnya adalah di dekat pangkalan utama. Konfrontasi kecil bisa berubah menjadi perang besar, dan doktrin militer Rusia mencakup penggunaan senjata nuklir untuk memenangkan konflik-konflik lokal,” lanjut dia.
(mas)