Rancangan Kebijakan Luar Negeri Trump Dianggap Aneh
A
A
A
WASHINGTON - Jake Sullivan, penasihat urusan luar negeri bakal calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari partai Demokrat, Hillary Clinton, angkat bicara mengenai kebijakan luar negeri yang akan diambil Donald Trump. Dirinya menilai, kebijakan luar negeri Trump sedikit aneh dan tidak masuk akal.
Dirinya menuturkan, saat Trump terlibat perselisihan dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron, pengusaha nyentrik itu mengaku ingin melakukan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara (Korut) guna membahas program nuklir. Menurutnya, itu hal yang sedikit tidak biasa.
Seperti diketahui, Trump menyebut Cameron sebagai seseorang yang kasar dan bodoh setelah melemparkan kritikan tajam terhadap dirinya, terkait dengan ide melarang Muslim masuk ke AS. Cameron menyebut ide itu sebagai sesuatu yang bodoh dan memecah belah.
"Mari kita luruskan, Donald Trump menghina pemimpin sekutu terdekat kami, kemudian berbalik dan mengatakan ia akan senang untuk berbicara dengan Kim Jong-un?" tanya Sullivan.
"Trump tampaknya memiliki daya tarik yang aneh dengan orang kuat asing seperti Vladimir Putin dan Kim Jong-un. Tapi pendekatan untuk kebijakan luar negeri tidak masuk akal untuk kita," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Rabu (18/5).
Sebelumnya, Trump sesumbar menuturkan bahwa dirinya bisa menyelesaikan masalah pengembangan nuklir Korut. Dirinya menyebut akan berbicara langsung dengan pemimpin Korut Kim Jong-un mengenai masalah ini.
"Saya akan berbicara dengan dia (Jong-un), saya tidak punya masalah berbicara padanya," ucap bakal calon Presiden AS dari partai Republik.
Dirinya menuturkan, saat Trump terlibat perselisihan dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron, pengusaha nyentrik itu mengaku ingin melakukan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara (Korut) guna membahas program nuklir. Menurutnya, itu hal yang sedikit tidak biasa.
Seperti diketahui, Trump menyebut Cameron sebagai seseorang yang kasar dan bodoh setelah melemparkan kritikan tajam terhadap dirinya, terkait dengan ide melarang Muslim masuk ke AS. Cameron menyebut ide itu sebagai sesuatu yang bodoh dan memecah belah.
"Mari kita luruskan, Donald Trump menghina pemimpin sekutu terdekat kami, kemudian berbalik dan mengatakan ia akan senang untuk berbicara dengan Kim Jong-un?" tanya Sullivan.
"Trump tampaknya memiliki daya tarik yang aneh dengan orang kuat asing seperti Vladimir Putin dan Kim Jong-un. Tapi pendekatan untuk kebijakan luar negeri tidak masuk akal untuk kita," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Rabu (18/5).
Sebelumnya, Trump sesumbar menuturkan bahwa dirinya bisa menyelesaikan masalah pengembangan nuklir Korut. Dirinya menyebut akan berbicara langsung dengan pemimpin Korut Kim Jong-un mengenai masalah ini.
"Saya akan berbicara dengan dia (Jong-un), saya tidak punya masalah berbicara padanya," ucap bakal calon Presiden AS dari partai Republik.
(esn)