Coba Bunuh Suami, Istri Pezina Sewa Pembunuh Bayaran
A
A
A
LONDON - Seorang istri di London, Inggris, yang ketahuan berzina menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh suaminya agar mendapatkan warisan. Uniknya, wanita itu tidak tahu jika pembunuh bayaran yang dia sewa adalah polisi yang sedang menyamar.
Untuk menyamarkan motif kejahatan tersebut, wanita bernama Nurten Taycur, 28, menginginkan agar pembunuhan itu dilakukan brutal supaya dikira dilakukan seorang militan ISIS. Suami yang jadi target pembunuhan itu merupakan pria Kurdi.
Polisi yang menyamar tersebut dengan mudah menangkap Taycur pada Jumat (13/5/2016). Dia ditahan atas tuduhan merencanakan pembunuhan.
Taycur terancam hukuman penjara hingga enam tahun.
Taycur dalam rencana jahatnya itu melakukan pertemuan dengan pembunuh bayaran palsu sebanyak enam kali selama periode 13 November hingga 11 Desember 2015. Kepolisian Metropolitan London telah mengkonfirmasi bahwa pembunuh bayaran palsu itu memang petugas polisi yang menyamar untuk operasi khusus guna menggagalkan rencana Taycur.
Polisi melakukan penyamaran setelah menerima informasi dari intelijen terkait rencana pembunuhan itu.
Dalam pesan audio rahasia yang direkam petugas polisi yang menyamar, Taycur terdengar memesan pembunuh bayaran. ”Di mana Anda akan menikamnya, di jantung atau di belakang? Di mana, yang pasti akan tiada. Apa yang kupikirkan adalah Anda menikamnya di dalam mobil, tetapi Anda perlu untuk menjamin bahwa jika Anda menikamnya dia harus mati,” bunyi suara Taycur yang direkam polisi.
Taycur juga meminta pembunuh bayaran yang dia sewa itu untuk memenggal tenggorokan suaminya dan menuliskan "ISIS" di luar mobilnya. Tujuannya, untuk menyamarkan bahwa pembunuhan itu sebagai serangan bermotif politik.
Ibu dua anak ini mengaku kepada petugas polisi yang menyamar sebagai pembunuh bayaran bahwa dia sudah berzina dan ingin suaminya dibunuh.
Selama interaksi dengan pembunuh bayaran palsu, Taycur sepakat membayar 5.000 poundsterling untuk pembunuhan terhadap suaminya. Taycur bahkan memberikan uang muka sebesar 1.000 poundsterling, bersama dengan foto target, kendaraan dan nomor registrasinya.
”Nurten Taycur merencanakan pembunuhan ini dengan antusias,” kata Inspektur Polisi Paul Foreman dari Tim Detektif Khusus Metropolitan London.
”Dia meminta agar tubuh korban tidak dibuang sehingga ia bisa mendapatkan tubuh (korban) agar bisa beduka, ia bersikeras bahwa korbannya harus meninggal dalam kematian yang menyakitkan dan menakutkan,” lanjut Foreman, seperti dikutip IB Times, semalam.
Untuk menyamarkan motif kejahatan tersebut, wanita bernama Nurten Taycur, 28, menginginkan agar pembunuhan itu dilakukan brutal supaya dikira dilakukan seorang militan ISIS. Suami yang jadi target pembunuhan itu merupakan pria Kurdi.
Polisi yang menyamar tersebut dengan mudah menangkap Taycur pada Jumat (13/5/2016). Dia ditahan atas tuduhan merencanakan pembunuhan.
Taycur terancam hukuman penjara hingga enam tahun.
Taycur dalam rencana jahatnya itu melakukan pertemuan dengan pembunuh bayaran palsu sebanyak enam kali selama periode 13 November hingga 11 Desember 2015. Kepolisian Metropolitan London telah mengkonfirmasi bahwa pembunuh bayaran palsu itu memang petugas polisi yang menyamar untuk operasi khusus guna menggagalkan rencana Taycur.
Polisi melakukan penyamaran setelah menerima informasi dari intelijen terkait rencana pembunuhan itu.
Dalam pesan audio rahasia yang direkam petugas polisi yang menyamar, Taycur terdengar memesan pembunuh bayaran. ”Di mana Anda akan menikamnya, di jantung atau di belakang? Di mana, yang pasti akan tiada. Apa yang kupikirkan adalah Anda menikamnya di dalam mobil, tetapi Anda perlu untuk menjamin bahwa jika Anda menikamnya dia harus mati,” bunyi suara Taycur yang direkam polisi.
Taycur juga meminta pembunuh bayaran yang dia sewa itu untuk memenggal tenggorokan suaminya dan menuliskan "ISIS" di luar mobilnya. Tujuannya, untuk menyamarkan bahwa pembunuhan itu sebagai serangan bermotif politik.
Ibu dua anak ini mengaku kepada petugas polisi yang menyamar sebagai pembunuh bayaran bahwa dia sudah berzina dan ingin suaminya dibunuh.
Selama interaksi dengan pembunuh bayaran palsu, Taycur sepakat membayar 5.000 poundsterling untuk pembunuhan terhadap suaminya. Taycur bahkan memberikan uang muka sebesar 1.000 poundsterling, bersama dengan foto target, kendaraan dan nomor registrasinya.
”Nurten Taycur merencanakan pembunuhan ini dengan antusias,” kata Inspektur Polisi Paul Foreman dari Tim Detektif Khusus Metropolitan London.
”Dia meminta agar tubuh korban tidak dibuang sehingga ia bisa mendapatkan tubuh (korban) agar bisa beduka, ia bersikeras bahwa korbannya harus meninggal dalam kematian yang menyakitkan dan menakutkan,” lanjut Foreman, seperti dikutip IB Times, semalam.
(mas)