Bahas Pulau Kuril, PM Jepang Bakal Temui Putin
A
A
A
MOSKOW - Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, akan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di resor Laut Hitam, Sochi, dalam upaya untuk meningkatkan hubungan dan menyelesaikan sengketa wilayah selama puluhan tahun.
Hubungan antara Tokyo dan Moskow tidak terlalu baik disebabkan sengketa Kepulauan Kuril yang menjadi perebutan ke dua negara. Pada akhir Perang Dunia II, tentara Soviet merebut empat pulau sebelah selatan Kepulauan Kuril atau wilayah utara Jepang.
"Ini adalah masalah kompleks, masalah multi dimensional yang hanya bisa diselesaikan dengan cara yang bisa diterima kedua belah pihak melalui kemitraan yang lebih dalam antara kedua negara," kata Kepala Penasehat Kebijakan Luar Negeri Putin, Yury Ushakov, dikutip dari Daily Mail, Jumat (6/5/2016).
Sebelumnya, pada bulan April lalu, Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida mengatakan Rusia dan Jepang telah sepakat untuk memulai negosiasi penandatanganan perjanjian perdamaian "sesegera mungkin" setelah pertemuan.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, pada kunjungan ke Tokyo bulan lalu, mengatakan Rusia ingin "bergerak maju" dalam hubungan dengan Jepang, tetapi tidak siap untuk mengalah pada "hasil Perang Dunia II".
Hubungan antara Tokyo dan Moskow tidak terlalu baik disebabkan sengketa Kepulauan Kuril yang menjadi perebutan ke dua negara. Pada akhir Perang Dunia II, tentara Soviet merebut empat pulau sebelah selatan Kepulauan Kuril atau wilayah utara Jepang.
"Ini adalah masalah kompleks, masalah multi dimensional yang hanya bisa diselesaikan dengan cara yang bisa diterima kedua belah pihak melalui kemitraan yang lebih dalam antara kedua negara," kata Kepala Penasehat Kebijakan Luar Negeri Putin, Yury Ushakov, dikutip dari Daily Mail, Jumat (6/5/2016).
Sebelumnya, pada bulan April lalu, Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida mengatakan Rusia dan Jepang telah sepakat untuk memulai negosiasi penandatanganan perjanjian perdamaian "sesegera mungkin" setelah pertemuan.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, pada kunjungan ke Tokyo bulan lalu, mengatakan Rusia ingin "bergerak maju" dalam hubungan dengan Jepang, tetapi tidak siap untuk mengalah pada "hasil Perang Dunia II".
(ian)