Perdana Menteri Turki Mengundurkan Diri
A
A
A
ANKARA - Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, memutuskan untuk mengundurkan diri. Keputusan ini diambil di tengah perpecahannya dengan Presiden Turki, Recep Tayyep Erdogan.
Dalam pidato perpisahannya, Davutoglu merasa bangga dengan kinerjanya sebagai Perdana Menteri. Ia pun mengaku tidak menyesal dan telah memenuhi kewajibannya kepada publik Turki.
"Setelah berkonsultasi dengan Presiden, saya menyimpulkan bahwa perubahan dalam kepemimpinan partai dan posisi perdana menteri akan memberikan pelayanan yang lebih baik," kata Davutoglu dalam pidatonya di Ankara, dikutip dari Telegraph, Kamis (5/5/2016).
Ditambahkan Davutoglu, ia ingin melestarikan integritas di partai AKP. "Yakinlah, akhir prematur dalam jangka waktu empat tahun bukan pilihan saya, tetapi hasil dari kebutuhan," katanya.
Davutoglu pun menegaskan, ia akan tetap menjadi anggota parlemen Turki dan AKP. "Saya memimpin Anda, sekarang saya ada diantara kamu," katanya. Ia pun memberikan pujian kepada Presiden Erdogan sembari menambahkan "kehormatan presiden adalah kehormatan saya".
Masa depan Davutoglu di pemerintahan Erdogan memang di ujung tanduk. Hal ini dikarenakan perbedaan pandangan keduanya. Ergodan memiliki keinginan untuk sistem pemerintahan Turki berubah dari Parlementer menjadi Presidensial. Keinginan Erdogan ini kurang mendapatkan respon positif dari Davotoglu.
Dalam pidato perpisahannya, Davutoglu merasa bangga dengan kinerjanya sebagai Perdana Menteri. Ia pun mengaku tidak menyesal dan telah memenuhi kewajibannya kepada publik Turki.
"Setelah berkonsultasi dengan Presiden, saya menyimpulkan bahwa perubahan dalam kepemimpinan partai dan posisi perdana menteri akan memberikan pelayanan yang lebih baik," kata Davutoglu dalam pidatonya di Ankara, dikutip dari Telegraph, Kamis (5/5/2016).
Ditambahkan Davutoglu, ia ingin melestarikan integritas di partai AKP. "Yakinlah, akhir prematur dalam jangka waktu empat tahun bukan pilihan saya, tetapi hasil dari kebutuhan," katanya.
Davutoglu pun menegaskan, ia akan tetap menjadi anggota parlemen Turki dan AKP. "Saya memimpin Anda, sekarang saya ada diantara kamu," katanya. Ia pun memberikan pujian kepada Presiden Erdogan sembari menambahkan "kehormatan presiden adalah kehormatan saya".
Masa depan Davutoglu di pemerintahan Erdogan memang di ujung tanduk. Hal ini dikarenakan perbedaan pandangan keduanya. Ergodan memiliki keinginan untuk sistem pemerintahan Turki berubah dari Parlementer menjadi Presidensial. Keinginan Erdogan ini kurang mendapatkan respon positif dari Davotoglu.
(ian)