ISIS Diduga Produksi Senjata Kimia Sendiri
A
A
A
LONDON - Sebuah organisasi pengawas senjata kimia, Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), mengatakan ISIS membuat senjata kimia sendiri. OPCW mengatakan, mereka telah menemukan bukti penggunaan mustard belerang buatan sendiri dalam serangan di Suriah dan Irak.
"Kecurigaan bahwa militan ISIS mungkin telah menghasilkan senjata kimia sendiri, sangat mengkhawatirkan. Ini membuktikan bahwa mereka memiliki teknologi, pengetahuan, dan juga akses ke materi yang mungkin digunakan untuk memproduksi senjata kimia," kata Direktur OPCW, Ahmet Uzumcu, dikutip dari Telegraph, Rabu (4/5/2016).
Terkait hal ini, Uzumcu pun meminta kepada negara-negara Barat untuk memasang sikap waspada terhadap setiap kemungkinan serangan yang dilakukan kelompok ekstrimis pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi itu.
"Masyarakat internasional harus sangat waspada terhadap ancaman tersebut dan bekerja sama untuk mencegah serangan seperti yang terjadi di tempat lain," kata Uzumcu.
Pada bulan Maret, ISIS menyerang sebuah kota Taza di Irak dengan menggunakan senjata kimia. Serangan tersebut menewaskan tiga anak-anak dan melukai sekitar 1.500 orang. Luka yang ditimbulkan mulai dari luka bakar, ruam dan masalah pernapasan.
"Kecurigaan bahwa militan ISIS mungkin telah menghasilkan senjata kimia sendiri, sangat mengkhawatirkan. Ini membuktikan bahwa mereka memiliki teknologi, pengetahuan, dan juga akses ke materi yang mungkin digunakan untuk memproduksi senjata kimia," kata Direktur OPCW, Ahmet Uzumcu, dikutip dari Telegraph, Rabu (4/5/2016).
Terkait hal ini, Uzumcu pun meminta kepada negara-negara Barat untuk memasang sikap waspada terhadap setiap kemungkinan serangan yang dilakukan kelompok ekstrimis pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi itu.
"Masyarakat internasional harus sangat waspada terhadap ancaman tersebut dan bekerja sama untuk mencegah serangan seperti yang terjadi di tempat lain," kata Uzumcu.
Pada bulan Maret, ISIS menyerang sebuah kota Taza di Irak dengan menggunakan senjata kimia. Serangan tersebut menewaskan tiga anak-anak dan melukai sekitar 1.500 orang. Luka yang ditimbulkan mulai dari luka bakar, ruam dan masalah pernapasan.
(ian)