Militer Filipina Tak Tahu Cara 10 WNI Dibebaskan Abu Sayyaf
A
A
A
ZAMBOANGA - Militer Filipina mengaku tidak tahu cara sepuluh warga negara Indonesia (WNI) bisa dibebaskan kelompok Abu Sayyaf.
Kelompok Moro National Liberation Front (MNLF) di Filipina mengklaim pembebasan sepuluh WNI sebagai hasil operasi senyap yang melibatkan mereka. Bahkan, pendiri MILF Nur Misuari, turun tangan langsung dalam operasi rahasia itu dengan melakukan negosiasi dengan Abu Sayyaf.
Baca:
Pengakuan Operasi Senyap MNLF Bebaskan 10 WNI dari Abu Sayyaf
Sepuluh WNI yakni; Peter Tonson, Julian Philip, Alvian Elvis Peti, Mahmud, Surian Syah, Surianto, Wawan Saputria, Bayu Oktavianto, Reynaldi dan Wendi Raknadian dibebaskan di luar rumah Gubernur Sulu; Abdusakur Tan II di Kota Jolo pada hari Minggu siang.
Juru bicara Komando Mindanao Barat, Mayor Filemon Tan Jr., membantah mengetahui cara soal pembebasan 10 sandera Indonesia dari Abu Sayyaf.
”Perhatian kami telah difokuskan pada operasi militer yang sedang berlangsung,” katanya, seperti dilansir Inquirer, Selasa (3/5/2016).
Kepala Polisi Mindanao Barat, Miguel Antonio Jr., juga tidak tahu tentang negosiasi rahasia MNLF dengan Abu Sayyaf hingga akhirnya sepuluh WNI dibebaskan.
Dia hanya tahu laporan pembebasan para sandera Indonesia itu. Menurutnya, sepuluh WNI itu diterbangkan ke Zamboanga di mana pesawat pribadi sudah menunggu untuk membawa mereka ke Indonesia.
“Negosiasi? Saya pikir orang Indonesia bernegosiasi dengan mereka (Abu Sayyaf). Kami tidak berbicara tentang uang tebusan di sini,” kata Antonio.
Antonio mengatakan polisi Filipina menyiapkan tuntutan terhadap para penculik sepuluh WNI. ”Kami akan mengejar kasus ini terhadap Abu Sayyaf. Saya tidak tahu apakah mereka (Indonesia) akan mengajukannya sendiri,” ujarnya.
Kelompok Moro National Liberation Front (MNLF) di Filipina mengklaim pembebasan sepuluh WNI sebagai hasil operasi senyap yang melibatkan mereka. Bahkan, pendiri MILF Nur Misuari, turun tangan langsung dalam operasi rahasia itu dengan melakukan negosiasi dengan Abu Sayyaf.
Baca:
Pengakuan Operasi Senyap MNLF Bebaskan 10 WNI dari Abu Sayyaf
Sepuluh WNI yakni; Peter Tonson, Julian Philip, Alvian Elvis Peti, Mahmud, Surian Syah, Surianto, Wawan Saputria, Bayu Oktavianto, Reynaldi dan Wendi Raknadian dibebaskan di luar rumah Gubernur Sulu; Abdusakur Tan II di Kota Jolo pada hari Minggu siang.
Juru bicara Komando Mindanao Barat, Mayor Filemon Tan Jr., membantah mengetahui cara soal pembebasan 10 sandera Indonesia dari Abu Sayyaf.
”Perhatian kami telah difokuskan pada operasi militer yang sedang berlangsung,” katanya, seperti dilansir Inquirer, Selasa (3/5/2016).
Kepala Polisi Mindanao Barat, Miguel Antonio Jr., juga tidak tahu tentang negosiasi rahasia MNLF dengan Abu Sayyaf hingga akhirnya sepuluh WNI dibebaskan.
Dia hanya tahu laporan pembebasan para sandera Indonesia itu. Menurutnya, sepuluh WNI itu diterbangkan ke Zamboanga di mana pesawat pribadi sudah menunggu untuk membawa mereka ke Indonesia.
“Negosiasi? Saya pikir orang Indonesia bernegosiasi dengan mereka (Abu Sayyaf). Kami tidak berbicara tentang uang tebusan di sini,” kata Antonio.
Antonio mengatakan polisi Filipina menyiapkan tuntutan terhadap para penculik sepuluh WNI. ”Kami akan mengejar kasus ini terhadap Abu Sayyaf. Saya tidak tahu apakah mereka (Indonesia) akan mengajukannya sendiri,” ujarnya.
(mas)