Cendekiawan Libanon Sebut Trump Bukan Pribadi Rasis
A
A
A
WASHINGTON - Cendekiawan asal Libanon, Walid Phares menyatakan, Donald Trump bukanlah seorang pribadi yang rasis. Dirinya mengaku mengetahui hal itu karena ia bekerja untuk Trump sebagai penasihat kebijakan luar negeri.
Phares mengatakan, yang membuat Trump kelihatan seperi seseorang yang rasis adalah karena kurangnya pengalaman dalam bidang politik. Hal itulah yang terkadang membuat Trump mengeluarkan pernyataan yang ditafsirkan oleh banyak orang sebagai pernyataan rasis.
"Dia tentu bukanlah seorang yang rasis dan tidak pada tingkat pribadi menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang rasis," kata Phares dalam sebuah wawancara dengan media Arab, seperti dilansir Al Arabiya pada Jumat (29/4).
"Sebaliknya, sejumlah besar karyawan di perusahaan Trump berasal dari ras yang berbeda. Muslim, wanita juga menempati posisi tinggi di perusahaan, dan ia memiliki banyak investasi di dunia Arab dan Muslim, dengan mitra Arab dan Muslim," sambungnya.
Dirinya juga menyebut bahwa Trump tidak berniat untuk melarang Muslim untuk masuk ke AS. Phares mengatakan, pernyataan Trump mengenai pelarangan Muslim adalah sesuatu hal yang tidak logis, dan pada dasarnya tidak mencerminkan kebijakan atau orientasi Trump.
Sementara itu, mengenai pidato eksklusif Trump terhadap orang-orang Arab dan Muslim, pria yang bemigrasi ke AS 20 tahun lalu itu menuturkan akan ada sebuah perubahan besar dalam pidatonya kelak. Pidato Trump tersebut akan berisi kebijakan luar negerinya, yang akan merangkul semua pihak.
"Akan ada perubahan yang signifikan dalam isi pidatonya, di mana ia akan menyoroti untuk pertama kalinya garis kebijakan luar negerinya, yang akan mengadopsi moderasi di wilayah tersebut. Dan kemudian ia akan membahas dunia Arab dan Islam dan akan menjelaskan bagaimana pernyataannya tentang mencegah masuknya Muslim ke AS adalah reaksi setelah serangan teroris California dan pemboman Paris," pungkasnya.
Phares mengatakan, yang membuat Trump kelihatan seperi seseorang yang rasis adalah karena kurangnya pengalaman dalam bidang politik. Hal itulah yang terkadang membuat Trump mengeluarkan pernyataan yang ditafsirkan oleh banyak orang sebagai pernyataan rasis.
"Dia tentu bukanlah seorang yang rasis dan tidak pada tingkat pribadi menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang rasis," kata Phares dalam sebuah wawancara dengan media Arab, seperti dilansir Al Arabiya pada Jumat (29/4).
"Sebaliknya, sejumlah besar karyawan di perusahaan Trump berasal dari ras yang berbeda. Muslim, wanita juga menempati posisi tinggi di perusahaan, dan ia memiliki banyak investasi di dunia Arab dan Muslim, dengan mitra Arab dan Muslim," sambungnya.
Dirinya juga menyebut bahwa Trump tidak berniat untuk melarang Muslim untuk masuk ke AS. Phares mengatakan, pernyataan Trump mengenai pelarangan Muslim adalah sesuatu hal yang tidak logis, dan pada dasarnya tidak mencerminkan kebijakan atau orientasi Trump.
Sementara itu, mengenai pidato eksklusif Trump terhadap orang-orang Arab dan Muslim, pria yang bemigrasi ke AS 20 tahun lalu itu menuturkan akan ada sebuah perubahan besar dalam pidatonya kelak. Pidato Trump tersebut akan berisi kebijakan luar negerinya, yang akan merangkul semua pihak.
"Akan ada perubahan yang signifikan dalam isi pidatonya, di mana ia akan menyoroti untuk pertama kalinya garis kebijakan luar negerinya, yang akan mengadopsi moderasi di wilayah tersebut. Dan kemudian ia akan membahas dunia Arab dan Islam dan akan menjelaskan bagaimana pernyataannya tentang mencegah masuknya Muslim ke AS adalah reaksi setelah serangan teroris California dan pemboman Paris," pungkasnya.
(esn)