Selamatkan Sandera Indonesia, Militer Filipina Dekati Kamp Abu Sayyaf
A
A
A
ZAMBOANGA - Komando Mindanao Barat Militer Filipina telah meluncurkan operasi pencarian dan penyelamatan para sandera termasuk warga Indonesia dan Malaysia yang diculik sebuah kelompok yang diduga Abu Saayyaf.
Seorang sumber keamanan Filipina kepada The Star, Selasa (26/4/2016) mengatakan, pasukan Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) dari korps Komando Mindanao Barat telah bergerak mendekati kamp Abu Sayyaf sejak hari Senin.
Informasi ini muncul setelah Abu Sayyaf memenggal sandera asal Kanada John Ridsdel, pada Senin malam.
Seperti diketahui, ada 14 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera sebuah kelompok yang diduga dari faksi Abu Sayyaf di Filipina selatan. Selain 14 WNI ada juga empat warga Malaysia.
Dua helikopter MG-520 telah mengitari wilayah Patikul, di Sulu, pada Senin sore untuk memberikan dukungan serangan udara bagi pasukan Filipina.
AFP telah bersumpah menggunakan kekuatan penuh untuk membawa para pembunuh John Ridsdel ke pengadilan. AFP mengucapkan belasungkawa kepada Pemerintah Kanada dan keluarga John Ridsdel, setelah potongan kepala warga Kanada itu dibuang di sebuah jalan di Kotaa Jolo, Sulu, semalam.
“Kami menyampaikan rasa simpati dan belasungkawa kami kepada Pemerintah Kanada dan keluarga John Ridsdel yang meninggal di tangan para bandit ASG (Abu Sayyaf Group),” bunyi pernyataan bersama militer dan kepolisian Filipina (PNP).
”Tidak akan ada pembiaran dalam upaya yang ditentukan oleh sendi militer dan operasi penegakan hukum AFP. Tugas kelompok PNP menetralisir kelompok tanpa hukum dan menggagalkan ancaman lebih lanjut untuk perdamaian dan keamanan. Kekuatan hukum penuh akan digunakan untuk menyeret para penjahat ke pengadilan,” lanjut pernyataan mereka.
Ridsdel, bersama dengan rekannya sesama warga Kanada; Robert Hall, warga Norwegia; Kjartan Sekkingstad dan warga Flipina; Marites Flor, diculik di Pulau Garden City Samal, Davao del Norte pada bulan September tahun lalu.
Kelompok bandit Abu Sayyaf telah mengunggah video dari para sandera itu dengan mengeluarkan ultimatum terakhir. Bunyinya, pemerintah dari masing-masing sandera diminta menebus 300 juta peso per sandera paling lambat 25 April 2016 pukul 15.00. Jika ultimatum diabaikan, salah satu dari empat sandera itu akan dieksekusi penggal.
Seorang sumber keamanan Filipina kepada The Star, Selasa (26/4/2016) mengatakan, pasukan Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) dari korps Komando Mindanao Barat telah bergerak mendekati kamp Abu Sayyaf sejak hari Senin.
Informasi ini muncul setelah Abu Sayyaf memenggal sandera asal Kanada John Ridsdel, pada Senin malam.
Seperti diketahui, ada 14 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera sebuah kelompok yang diduga dari faksi Abu Sayyaf di Filipina selatan. Selain 14 WNI ada juga empat warga Malaysia.
Dua helikopter MG-520 telah mengitari wilayah Patikul, di Sulu, pada Senin sore untuk memberikan dukungan serangan udara bagi pasukan Filipina.
AFP telah bersumpah menggunakan kekuatan penuh untuk membawa para pembunuh John Ridsdel ke pengadilan. AFP mengucapkan belasungkawa kepada Pemerintah Kanada dan keluarga John Ridsdel, setelah potongan kepala warga Kanada itu dibuang di sebuah jalan di Kotaa Jolo, Sulu, semalam.
“Kami menyampaikan rasa simpati dan belasungkawa kami kepada Pemerintah Kanada dan keluarga John Ridsdel yang meninggal di tangan para bandit ASG (Abu Sayyaf Group),” bunyi pernyataan bersama militer dan kepolisian Filipina (PNP).
”Tidak akan ada pembiaran dalam upaya yang ditentukan oleh sendi militer dan operasi penegakan hukum AFP. Tugas kelompok PNP menetralisir kelompok tanpa hukum dan menggagalkan ancaman lebih lanjut untuk perdamaian dan keamanan. Kekuatan hukum penuh akan digunakan untuk menyeret para penjahat ke pengadilan,” lanjut pernyataan mereka.
Ridsdel, bersama dengan rekannya sesama warga Kanada; Robert Hall, warga Norwegia; Kjartan Sekkingstad dan warga Flipina; Marites Flor, diculik di Pulau Garden City Samal, Davao del Norte pada bulan September tahun lalu.
Kelompok bandit Abu Sayyaf telah mengunggah video dari para sandera itu dengan mengeluarkan ultimatum terakhir. Bunyinya, pemerintah dari masing-masing sandera diminta menebus 300 juta peso per sandera paling lambat 25 April 2016 pukul 15.00. Jika ultimatum diabaikan, salah satu dari empat sandera itu akan dieksekusi penggal.
(mas)