Kalah di Primari, Sanders Salahkan Minimnya Partisipasi Orang Miskin

Minggu, 24 April 2016 - 17:55 WIB
Kalah di Primari, Sanders...
Kalah di Primari, Sanders Salahkan Minimnya Partisipasi Orang Miskin
A A A
WASHINGTON - Bakal calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari partai Demokrat, Bernie Sanders menyalahkan orang miskin di AS sebagai penyebab hampir gagalnya dia maju sebagai capres AS dari partai Demokrat. Menurut Sanders, dirinya menelan kekalahan di banyak primari karena orang miskin tidak disertakan dalam primari tersebut.

Sanders diketahui kalah di 16 dari 17 negara bagian. Ia kalah dari saingan satu-satunya, yakni Hillary Clinton. Dirinya menilai kekalahan telak itu disebabkan oleh kurangnya partipiasi dari kalangan bawah.

"Yah, itu karena orang miskin tidak memilih. Maksud saya itu hanya sebuah fakta. Itu kenyataan yang menyedihkan dari masyarakat Amerika," kata Sanders dalam sebuah wawancara dengan media setempat, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (24/4).

Dirinya menuturkan, hal ini harus diubah. Sebab menurutnya, partisipasi orang-orang dari kelas bawah harus ditingkatkan. "Kita harus bisa merubah tren tersebut," sambungnya.

Sanders mencatat bahwa ia telah berhasil mendapatkan banyak pemilih muda. Tapi, dirinya kesulitan untuk menyampaikan pesan dan mendapatkan suara dari masyarakat berpenghasilan rendah, sekali lagi karena kurangnya partipasi dari golongan masyarakat tersebut.

Menurut data sensus AS pada tahun 2014 lalu, hanya sekitar 25 persen masyarkat AS yang berusia di atas 18 tahun yang memiliki penghasilan di bawah USD 10 ribu pertahun yang ikut memilih dalam pemilu. Sedangkan 75 persen lainnya memutuskan tidak memilih.

"Kami memiliki salah satu tingkat partisipasi pemilih terendah dari setiap negara besar di bumi," kata Sanders.

"Jika kita dapat secara signifikan meningkatkan jumlah pemilih sehingga masyarakat berpenghasilan rendah dan orang-orang yang bekerja dan orang-orang muda berpartisipasi dalam proses politik, jika kita punya partisipasi pemilih 75 persen, negara ini akan berubah secara radikal," pungkasnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0719 seconds (0.1#10.140)