Amerika: China Tak Perlu Takuti Sistem Anti-Rudal THAAD
A
A
A
BEIJING - China tidak perlu takut atau khawatir dengan rencana Amerika Serikat (AS) yang akan menyebarkan sistem anti-rudal THAAD untuk melindungi Korea Selatan (Korsel) dari ancaman serangan Korea Utara (Korut).
Demikian disampaikan diplomat senior AS, Sung Kim, yang melakukan kunjungan ke Bejing, Kamis (21/4/2016). Menurut Utusan Khusus AS untuk Korut itu, rezim Pyongyng tidak memiliki minat untuk berdiplomasi.
AS dan Korsel telah memulai pembicaraan tentang kemungkinan pengiriman sistem anti-rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD), setelah Korut melakukan uji coba senjata nuklir jenis bom hidrogen pada 6 Januari 2016 dan meluncurkan roket jarak jauh pada 7 Februari 2016.
”Faktanya adalah bahwa Korut menyajikan sangat serius rudal ancaman bagi semenanjung Korea,” ujar Sung Kim kepada wartawan, seperti dikutip Reuters.
”Dan kami, bersama-sama dengan Korsel, telah memutuskan bahwa kami harus mengambil langkah-langkah defensif yang tepat untuk melindungi diri kita sendiri terhadap ini ancaman rudal dari Korut.”
Sung Kim mengatakan AS tetap terbuka untuk berdiplomsi secara kredibel dan berarti dengan Korut, hanya saja pihak Pyongyang tidak tertarik.
Kedu Korea secara teknis masih berperang setelah mereka terlibat perang pada tahun 1950-1953 yang berakhir dengan gencatan senjata tanpa perjanjian.
Menurut Sung Kim, adanya ancaman Korut itulah yang membuat Korsel berkonsultasi pada AS tentang kemungkinan menyebarkan sistem anti-rudal THAAD di semenanjung Korea.
”Sistem ini sepenuhnya defensif. Tidak perlu bagi China atau Rusia untuk khawatir tentang sistem ini,” katanya.
Demikian disampaikan diplomat senior AS, Sung Kim, yang melakukan kunjungan ke Bejing, Kamis (21/4/2016). Menurut Utusan Khusus AS untuk Korut itu, rezim Pyongyng tidak memiliki minat untuk berdiplomasi.
AS dan Korsel telah memulai pembicaraan tentang kemungkinan pengiriman sistem anti-rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD), setelah Korut melakukan uji coba senjata nuklir jenis bom hidrogen pada 6 Januari 2016 dan meluncurkan roket jarak jauh pada 7 Februari 2016.
”Faktanya adalah bahwa Korut menyajikan sangat serius rudal ancaman bagi semenanjung Korea,” ujar Sung Kim kepada wartawan, seperti dikutip Reuters.
”Dan kami, bersama-sama dengan Korsel, telah memutuskan bahwa kami harus mengambil langkah-langkah defensif yang tepat untuk melindungi diri kita sendiri terhadap ini ancaman rudal dari Korut.”
Sung Kim mengatakan AS tetap terbuka untuk berdiplomsi secara kredibel dan berarti dengan Korut, hanya saja pihak Pyongyang tidak tertarik.
Kedu Korea secara teknis masih berperang setelah mereka terlibat perang pada tahun 1950-1953 yang berakhir dengan gencatan senjata tanpa perjanjian.
Menurut Sung Kim, adanya ancaman Korut itulah yang membuat Korsel berkonsultasi pada AS tentang kemungkinan menyebarkan sistem anti-rudal THAAD di semenanjung Korea.
”Sistem ini sepenuhnya defensif. Tidak perlu bagi China atau Rusia untuk khawatir tentang sistem ini,” katanya.
(mas)