Alasan Kapal Perang AS Tak Tembak Jatuh Jet Tempur Rusia di Baltik
A
A
A
WASHINGTON - Para pejabat Amerika Serikat (AS) kesal dengan simulasi serangan pesawat-pesawat jet tempur Su-24 Rusia terhadap kapal perang AS, USS Donald Cook, di Laut Baltik, Senin lalu. Namun, kapal perang AS tidak menembak jatuh meski jet tempur itu hanya berjarak sembilan meter di atasnya.
Seorang kapten kapal cruiser AS, Rick Hoffman, berpendapat meskipun manuver jet-jet tempur Rusia provokatif, tapi hal itu bukan ancaman yang kredibel.
Dalam manuver berbahaya itu, helikopter Ka-27 Helix Rusia juga mengitari kapal perang AS sebanyak tujuh kali dan diduga bertujuan untuk mengambil foto.
”Yah, kami tidak berperang dengan Rusia,” kata Kapten Rick Hoffman, menjawab alasan dugaan jet tempur Rusia tidak ditembak jatuh.
”Ini akan menjadi salah satu hal yang menjadi alasan untuk operasi dan alasan bagi serangan yang mengancam dari seseorang yang mungkin tidak mengenali saya. (Tapi) itu tidak terjadi di sini,” lanjut dia mengacu pada manuver jet tempur Rusia di Laut Baltik.
Menurutnya, jika mampu mengidentifikasi jet tempur asing secara visual dan dapat melihat bahwa peswat jet itu tidak membawa senjata, maka tidak ada alasan untuk bertindak.
Kapal perang, kata dia, bisa mengambil tindakan defensif jika merasa dalam bahaya. ”Anda tidak bisa membunuh orang hanya karena mereka sedang menyebalkan,” kata Hoffman, yang memimpin kapal DeWert dan kapala cruiser Hue City, seperti dikutip Navy Times, Jumat (15/4/2016).
Hoffman melanjutkaan, ada kemungkinan bahwa simulasi serangan seperti itu melanggar perjanjian tahun 1973 antara AS dan Rusia. Jika tidak, kata dia, itu hanya sekadar showboating.
"Hanya dalam 'Top Gun', bukan perang yang tiba-tiba pecah antara dua pesawat yang benar-benar tidak berhubungan dengan sesuatu yang terjadi darat,” katanya.
Seorang kapten kapal cruiser AS, Rick Hoffman, berpendapat meskipun manuver jet-jet tempur Rusia provokatif, tapi hal itu bukan ancaman yang kredibel.
Dalam manuver berbahaya itu, helikopter Ka-27 Helix Rusia juga mengitari kapal perang AS sebanyak tujuh kali dan diduga bertujuan untuk mengambil foto.
”Yah, kami tidak berperang dengan Rusia,” kata Kapten Rick Hoffman, menjawab alasan dugaan jet tempur Rusia tidak ditembak jatuh.
”Ini akan menjadi salah satu hal yang menjadi alasan untuk operasi dan alasan bagi serangan yang mengancam dari seseorang yang mungkin tidak mengenali saya. (Tapi) itu tidak terjadi di sini,” lanjut dia mengacu pada manuver jet tempur Rusia di Laut Baltik.
Menurutnya, jika mampu mengidentifikasi jet tempur asing secara visual dan dapat melihat bahwa peswat jet itu tidak membawa senjata, maka tidak ada alasan untuk bertindak.
Kapal perang, kata dia, bisa mengambil tindakan defensif jika merasa dalam bahaya. ”Anda tidak bisa membunuh orang hanya karena mereka sedang menyebalkan,” kata Hoffman, yang memimpin kapal DeWert dan kapala cruiser Hue City, seperti dikutip Navy Times, Jumat (15/4/2016).
Hoffman melanjutkaan, ada kemungkinan bahwa simulasi serangan seperti itu melanggar perjanjian tahun 1973 antara AS dan Rusia. Jika tidak, kata dia, itu hanya sekadar showboating.
"Hanya dalam 'Top Gun', bukan perang yang tiba-tiba pecah antara dua pesawat yang benar-benar tidak berhubungan dengan sesuatu yang terjadi darat,” katanya.
(mas)