Geng di Jerman Rekrut Para Pencari Suaka Mirip Mafia Italia
A
A
A
BERLIN - Geng kriminal Jerman merekrut anggota baru dari para pencari suaka. Perekrutan ini menurut polisi Jerman seperti Mafia Italia.
Para perekrut terlihat mendatangi kamp-kamp pengungsi.
”Di Berlin kami memiliki kelompok-kelompok besar dari klan keluarga pidana, di antaranya adalah kelompok dengan latar belakang Arab dan Asia serta Rusia. Kami memiliki seluruh spektrum di sini,” kata Kepalaa Serikat Polisi Jerman di Berlin, Bodo Pfalzgraf.
Dia menambahkan bahwa struktur klan tersebut berdasarkan hubungan keluarga.
”Anda dapat membandingkan ini dengan Mafia Italia. Kelompok-kelompok kriminal menyebarkan ketakutan di mana pun mereka tinggal dan tidak ada yang cukup berani untuk maju (melawan), memanggil polisi atau melaporkan kegiatan kriminal,”ujar Pfalzgraf, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (16/4/2016).
Menurutnya, Pemerintah Jerman harus memastikan para pencari suaka yang baru tiba tidak berakhir di geng-geng kriminal.
”Ada kasus ketika kamp pengungsi baru dibuka, dan dalam beberapa hari kami bisa melihat limusin hitam besar diparkir di luar. Di situlah penjahat merekrut generasi berikutnya,” katanya.
Menurut Pfalzgraf, orang di bawah umur tanpa keluarga menghadapi risiko terbesar untuk terlibat dalam kejahatan. ”Misalnya anak perempuan bisa berakhir di rumah bordil,” lanjut dia.
”Tapi bahaya yang lebih besar adalah bahwa kami tidak yakin siapa yang di dalam negeri. Kami tidak memiliki informasi yang dapat diandalkan di mana orang-orang ini dan siapa mereka. Di Berlin sendiri mungkin ada sekitar 20.000 orang yang tidak kami ketahui.”
Sebelumnya pada bulan April, surat kabar Welt Die melaporkan bahwa geng-geng kriminal di Jerman mengambil keuntungan dari masuknya pengungsi dengan merekrut para pencari suaka.
Menurut penyelidik, geng telah mengeksploitasi situasi dan melihatnya sebagai kesempatan untuk merekrut orang-orang muda dan memiliki fisik yang kuat, yang dapat melakukan "pekerjaan kotor" termasuk pencurian, perdagangan narkoba dan serangan fisik.
Para perekrut terlihat mendatangi kamp-kamp pengungsi.
”Di Berlin kami memiliki kelompok-kelompok besar dari klan keluarga pidana, di antaranya adalah kelompok dengan latar belakang Arab dan Asia serta Rusia. Kami memiliki seluruh spektrum di sini,” kata Kepalaa Serikat Polisi Jerman di Berlin, Bodo Pfalzgraf.
Dia menambahkan bahwa struktur klan tersebut berdasarkan hubungan keluarga.
”Anda dapat membandingkan ini dengan Mafia Italia. Kelompok-kelompok kriminal menyebarkan ketakutan di mana pun mereka tinggal dan tidak ada yang cukup berani untuk maju (melawan), memanggil polisi atau melaporkan kegiatan kriminal,”ujar Pfalzgraf, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (16/4/2016).
Menurutnya, Pemerintah Jerman harus memastikan para pencari suaka yang baru tiba tidak berakhir di geng-geng kriminal.
”Ada kasus ketika kamp pengungsi baru dibuka, dan dalam beberapa hari kami bisa melihat limusin hitam besar diparkir di luar. Di situlah penjahat merekrut generasi berikutnya,” katanya.
Menurut Pfalzgraf, orang di bawah umur tanpa keluarga menghadapi risiko terbesar untuk terlibat dalam kejahatan. ”Misalnya anak perempuan bisa berakhir di rumah bordil,” lanjut dia.
”Tapi bahaya yang lebih besar adalah bahwa kami tidak yakin siapa yang di dalam negeri. Kami tidak memiliki informasi yang dapat diandalkan di mana orang-orang ini dan siapa mereka. Di Berlin sendiri mungkin ada sekitar 20.000 orang yang tidak kami ketahui.”
Sebelumnya pada bulan April, surat kabar Welt Die melaporkan bahwa geng-geng kriminal di Jerman mengambil keuntungan dari masuknya pengungsi dengan merekrut para pencari suaka.
Menurut penyelidik, geng telah mengeksploitasi situasi dan melihatnya sebagai kesempatan untuk merekrut orang-orang muda dan memiliki fisik yang kuat, yang dapat melakukan "pekerjaan kotor" termasuk pencurian, perdagangan narkoba dan serangan fisik.
(mas)