Bukan 10 WNI, Abu Sayyaf Ancam Penggal Sandera Asing 25 April 2016
A
A
A
MANILA - Kelompok Abu Sayyaf di Filipina mengancam akan memenggal satu dari empat sandera asing pada 25 April 2016 mendatang. Namun, sandera asing itu bukan bagian dari 10 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera salah satu faksi Abu Sayyaf sejak Maret lalu.
Dalam sebuah video, kelompok Abu Sayyaf menyatakan, empat sandera asing yang akan dipilih untuk dieksekusi itu adalah dua warga Kanada, satu warga Nowegia dan satu warga Filipina.
Ekesekusi akan dilakukan jika uang tebusan yang diminta kelompok militan itu tidak dipenuhi oleh keluarga atau pemerintah dari sandera asing itu. Keempat sandera diculik sejak September tahun lalu oleh kelompok Abu Sayyaf dan hingga kini masih hidup.
Batas waktu 25 April itu merupakan tenggat waktu terbaru setelah tenggat waktu pertama sudah berlalu seminggu lalu.
Dalam video berdurasi dua menit, tiga dari empat sandera ditampilkan untuk meminta pemerintah mereka agar membayar total 900 juta peso atau sekitar Rp256,8 miliar dengan tenggat waktu baru pukul 03.00 pada tanggal 25 April 2016.
”Kami diberitahu bahwa ini adalah mutlak, peringatan terakhir. (Ini adalah) seruan mendesak akhir kami kepada pemerintah dan keluarga kami (di) Kanada,” kata John Ridsdell, 68, sandera asal Kanada dalam dalam video, di mana pisau besar diletakkan di lehernya.
”Jika 300 juta peso tidak dibayar untuk saya, mereka akan memenggal kepala saya,” lanjut Ridsell, seperti dikutip Straits Times, Sabtu (16/4/2016).
Sandera asal Kanada lainnya, Robert Hall, 50, juga mengimbau kepada pemerintah Kanada untuk membayar 300 juta peso untuk pembebasannya.
Kemudian sandera asal Norwegia, Kjartan Sekkingstad, 56, mengatakan, uang tebusannya juga 300 juta peso.Sedangkan sandera perempun asal Filipina, Maritess Flor, 40, tidak diizinkan untuk berbicara.
Menjelang akhir video, seorang militan Abu Sayyaf dengan penutup kepala, yang diduga juru bicara kelompok itu, mengatakan; ”(Ini adalah) pemberitahuan kepada keluarga dan pemerintah Kanada dan pemerintah Filipina. Sekarang, batas waktu peringatan adalah lebih dari 8 April 2016, tapi Anda menunda-nunda. Sekarang, ini sudah ultimatum.”
Militan itu juga mengatakan bahwa jika permintaan mereka untuk tebusan tidak terpenuhi, mereka akan memenggal kepala salah satu di antara empat sandera mulai 25 April 2016 tepat pada pukul 03.00.
Dalam sebuah video, kelompok Abu Sayyaf menyatakan, empat sandera asing yang akan dipilih untuk dieksekusi itu adalah dua warga Kanada, satu warga Nowegia dan satu warga Filipina.
Ekesekusi akan dilakukan jika uang tebusan yang diminta kelompok militan itu tidak dipenuhi oleh keluarga atau pemerintah dari sandera asing itu. Keempat sandera diculik sejak September tahun lalu oleh kelompok Abu Sayyaf dan hingga kini masih hidup.
Batas waktu 25 April itu merupakan tenggat waktu terbaru setelah tenggat waktu pertama sudah berlalu seminggu lalu.
Dalam video berdurasi dua menit, tiga dari empat sandera ditampilkan untuk meminta pemerintah mereka agar membayar total 900 juta peso atau sekitar Rp256,8 miliar dengan tenggat waktu baru pukul 03.00 pada tanggal 25 April 2016.
”Kami diberitahu bahwa ini adalah mutlak, peringatan terakhir. (Ini adalah) seruan mendesak akhir kami kepada pemerintah dan keluarga kami (di) Kanada,” kata John Ridsdell, 68, sandera asal Kanada dalam dalam video, di mana pisau besar diletakkan di lehernya.
”Jika 300 juta peso tidak dibayar untuk saya, mereka akan memenggal kepala saya,” lanjut Ridsell, seperti dikutip Straits Times, Sabtu (16/4/2016).
Sandera asal Kanada lainnya, Robert Hall, 50, juga mengimbau kepada pemerintah Kanada untuk membayar 300 juta peso untuk pembebasannya.
Kemudian sandera asal Norwegia, Kjartan Sekkingstad, 56, mengatakan, uang tebusannya juga 300 juta peso.Sedangkan sandera perempun asal Filipina, Maritess Flor, 40, tidak diizinkan untuk berbicara.
Menjelang akhir video, seorang militan Abu Sayyaf dengan penutup kepala, yang diduga juru bicara kelompok itu, mengatakan; ”(Ini adalah) pemberitahuan kepada keluarga dan pemerintah Kanada dan pemerintah Filipina. Sekarang, batas waktu peringatan adalah lebih dari 8 April 2016, tapi Anda menunda-nunda. Sekarang, ini sudah ultimatum.”
Militan itu juga mengatakan bahwa jika permintaan mereka untuk tebusan tidak terpenuhi, mereka akan memenggal kepala salah satu di antara empat sandera mulai 25 April 2016 tepat pada pukul 03.00.
(mas)