Kurdi Boikot Pemilu Parlemen Suriah
A
A
A
DAMASKUS - Pemerintah Kurdi menyatakan, mereka memboikot pemilihan umum (pemilu) Parlemen di Suriah. Kurdi mengatakan, pemilu tersebut tidak akan digelar di semua wilayah yang dikuasai oleh Kurdi.
"Kami ingin menyampaikan pada semua orang di kawasan dan dunia, bahwa rezim Suriah selalu melakukan drama di bawah nama demokrasi," kata pemerintah Kurdi Suriah dalam sebuah pernyataan.
"Pemilu tersebut tidak akan digelar di area pemeritahan kami, dan kami tidak memilki hubungan dengan pemilu tersebut," sambungnya, seperti dilansir Ekurd pada Rabu (13/4).
Hal serupa juga dilakukan oleh Dewan Majelsi Demokrasi Kepresidenan Suriah. Dimana, mereka menyebut bahwa pemilu tersebut adalah sesuatu hal yang tidak sah, dan mendesak kepada masyarakat Suriah untuk memboikot pemilu tersebut.
"Perubahan yang menguntungkan masyarakat belum datang ke Suriah. Rezim Suriah bermaksud untuk melegitimasi keputusan melalui pemilihan ini dan bersikeras bahwa mereka memiliki solusi mengenai krisis yang sedang berlangsung di negeri ini," katanya.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah Suriah menggelar pemilihan umum (pemilu) Parlemen pada Rabu (13/4). Digelarnya pemilu ini sesuai dengankeputusan yang dibuat oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad pada Februari lalu.
Komisi Tinggi pemilu di Suriah atau HJCE menuturkan, dalam pemilu Parlemen kali ini 3.500 orang akan berebut untuk 250 kursi yang tersedia di Parlemen.
"Masyarakat Suriah akan dapat memberikan suara mereka di lebih dari 7.000 tempat pemungutan suara di seluruh negeri," kata kepala HJCE, Hisham Shaar.
"Kami ingin menyampaikan pada semua orang di kawasan dan dunia, bahwa rezim Suriah selalu melakukan drama di bawah nama demokrasi," kata pemerintah Kurdi Suriah dalam sebuah pernyataan.
"Pemilu tersebut tidak akan digelar di area pemeritahan kami, dan kami tidak memilki hubungan dengan pemilu tersebut," sambungnya, seperti dilansir Ekurd pada Rabu (13/4).
Hal serupa juga dilakukan oleh Dewan Majelsi Demokrasi Kepresidenan Suriah. Dimana, mereka menyebut bahwa pemilu tersebut adalah sesuatu hal yang tidak sah, dan mendesak kepada masyarakat Suriah untuk memboikot pemilu tersebut.
"Perubahan yang menguntungkan masyarakat belum datang ke Suriah. Rezim Suriah bermaksud untuk melegitimasi keputusan melalui pemilihan ini dan bersikeras bahwa mereka memiliki solusi mengenai krisis yang sedang berlangsung di negeri ini," katanya.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah Suriah menggelar pemilihan umum (pemilu) Parlemen pada Rabu (13/4). Digelarnya pemilu ini sesuai dengankeputusan yang dibuat oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad pada Februari lalu.
Komisi Tinggi pemilu di Suriah atau HJCE menuturkan, dalam pemilu Parlemen kali ini 3.500 orang akan berebut untuk 250 kursi yang tersedia di Parlemen.
"Masyarakat Suriah akan dapat memberikan suara mereka di lebih dari 7.000 tempat pemungutan suara di seluruh negeri," kata kepala HJCE, Hisham Shaar.
(esn)