ISIS Tak Manusiawi, 6 Komandannya Membelot Lagi ke Taliban
A
A
A
NANGAHAR - Enam komandan ISIS telah membelot kembali ke Taliban Afghanistan setelah tindakan ISIS mereka anggap terlalu brutal dan tidak manusiawi.
Enam orang itu semula adalah komandan senior Taliban Afghanistan. Mereka kemudian keluar dari Taliban dan bersumpah setia pada kelompok Islamic State (ISIS). Setelah melihat kebrutalan ISIS, mereka membelot lagi ke Taliban.
Para pembelot khawatir bahwa ISIS tidak mengikuti ajaran Islam, di mana warga sipil dihukum terlalu keras dan kelompok itu terobsesi dengan pemenggalan.
ISIS telah muncul di Afghanistan timur, terutama di Kunar dan Nangahar. Beberapa anggota Taliban di wilayah itu telah bersumpah setia atau ”Bayah” kepada pemimpin ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi.
Militer Afghanistan sendiri bersiap untuk meluncurkan operasi ofensif terhadap Taliban dengan nama kode "Operation Omari" mengacu pada pendiri kelompok itu, Mullah Mohammad Omar.
Mullah Abdul Jabbbar, seorang komandan Taliban di Nangarhar, mengkonfirmasi pembelotan para komandan ISIS di Afghanistan , kepada NBC News.
”Kebrutalan mereka suatu kegiatan yang tidak manusiawi. Tidak hanya komandan di Afghanistan, namun (militan) mereka sendiri mulai membenci mereka (ISIS) dan kebijakan mereka (ISIS),” ujarnya, yang dilansir Rabu (13/4/2016).
Dua pembelot mengaku bahwa mereka tergoda oleh uang dan senjata yang lebih baik yang ditawarkan ISIS. Namun, tindakan pemenggalan dan hukuman terhadap warga sipil membuat mereka tidak tahan.
Dua dari enam pembelot yang diidentifikasi sebagai Arabistan dan Zaitoun, telah berbicara kepada CNN tentang pengalaman mereka melayani ISIS atau Daesh.
”Mereka hanya ingin pemenggalan," kata Zaitoun. "Saya ingat ketika mereka memenggal tujuh orang di pasar, termasuk pekerja pemerintah dan anggota Taliban Pakistan,” lanjut dia.
”Saya melihat potongan layu lima meter, berlumuran darah. Mereka hanya melemparkan mayat. Itu sangat tidak Islami,” katanya.
Enam orang itu semula adalah komandan senior Taliban Afghanistan. Mereka kemudian keluar dari Taliban dan bersumpah setia pada kelompok Islamic State (ISIS). Setelah melihat kebrutalan ISIS, mereka membelot lagi ke Taliban.
Para pembelot khawatir bahwa ISIS tidak mengikuti ajaran Islam, di mana warga sipil dihukum terlalu keras dan kelompok itu terobsesi dengan pemenggalan.
ISIS telah muncul di Afghanistan timur, terutama di Kunar dan Nangahar. Beberapa anggota Taliban di wilayah itu telah bersumpah setia atau ”Bayah” kepada pemimpin ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi.
Militer Afghanistan sendiri bersiap untuk meluncurkan operasi ofensif terhadap Taliban dengan nama kode "Operation Omari" mengacu pada pendiri kelompok itu, Mullah Mohammad Omar.
Mullah Abdul Jabbbar, seorang komandan Taliban di Nangarhar, mengkonfirmasi pembelotan para komandan ISIS di Afghanistan , kepada NBC News.
”Kebrutalan mereka suatu kegiatan yang tidak manusiawi. Tidak hanya komandan di Afghanistan, namun (militan) mereka sendiri mulai membenci mereka (ISIS) dan kebijakan mereka (ISIS),” ujarnya, yang dilansir Rabu (13/4/2016).
Dua pembelot mengaku bahwa mereka tergoda oleh uang dan senjata yang lebih baik yang ditawarkan ISIS. Namun, tindakan pemenggalan dan hukuman terhadap warga sipil membuat mereka tidak tahan.
Dua dari enam pembelot yang diidentifikasi sebagai Arabistan dan Zaitoun, telah berbicara kepada CNN tentang pengalaman mereka melayani ISIS atau Daesh.
”Mereka hanya ingin pemenggalan," kata Zaitoun. "Saya ingat ketika mereka memenggal tujuh orang di pasar, termasuk pekerja pemerintah dan anggota Taliban Pakistan,” lanjut dia.
”Saya melihat potongan layu lima meter, berlumuran darah. Mereka hanya melemparkan mayat. Itu sangat tidak Islami,” katanya.
(mas)