Panama Papers Ungkap Skandal Orang Dekat dari Kim Jong-un dan Assad
A
A
A
PANAMA CITY - Bocoran data Panama Papers mengungkap bahwa firma hukum Panama Mossack Foseca main mata dengan orang-orang dekat dari Kim Jong-un, Presiden Bashar Al-Assad dan Presiden Mugabe.
Panama Papersjuga menyebut Mossack Fonseca menangani setidaknya 33 entitas yang di-blacklist oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, Presiden Suriah, Bashar Al-Assad dan Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, selama ini dikenal sebagai tiga “diktator nakal” yang membenci AS.
Masuknya orang-orang dekat tiga diktator dalam dugaan skandal penggelapan pajak yang menggunakan jasa Mossack Fonseca Peledak kebocoran Mossack Fonseca merupakan salah satu kejutan dari 11,5 juta dokumen yang dibocorkan whistleblower dalam data “Panama Papers”.
Bocoroan data Panama Paper dirilis media Jerman, Sueddeutsche Zeitung, pada hari Minggu. Media itu bekerjasama sama dengan Konsorsium Jurnalis Invetigasi Internasional (ICIJ) yang berasal lebih dari 100 kelompok media dunia. Bocoran itu mengungkap dugaan penggelapan pajak dan pencucian uang dari para pemimpin dan tokoh-tokoh dunia yang ditangani Mossack Fonseca.
Laporan ICIJ menunjukkan bahwa Rami Makhlouf, sepupu Presiden Assad, telah menjadi klien Mossack Fonesca. Padahal, sepupu Assad ini telah dikenai sanksi oleh Departemen Keuangan AS pada tahun 2008.
Washington mendanai Makhlouf sebagai ”orang dalam rezim” pada waktu itu, tapi Mossack Fonseca melanjutkan untuk beroperasi dengan dia meskipun ada peringatan.
Sedangkan orang dekat Presiden Mugabe yang “main mata” dengan Mossack Fonseca adalah pengusaha John Brendenkamp yang digambarkan sebagai "kroni" Mugabe. Pengusaha ini telah bekerja dengan Mossack Fonseca selama lebih dari satu dekade. Hubungan mereka berakhir pada 2009 setelah perombakan dalam kerja internal dari firma hukum untuk meningkatkan kewaspadaan dari pihak-pihak yang dikenai sanksi.
Sementara itu, orang dekat Kim Jong-un yang juga menjadi klien Mossack Fonseca adalah pengelola Keuangan DCB yang berbasis di Pyongyang. Pemilik perusahaan Keungan DCB membantu untuk menyalurkan dana program nuklir Korut. Pejabat Korut bernama Kim Chol Sam juga disebut menjadi klien Mossack Fonseca.
Pihak Mossack Fonseca kepada ICIJ mengkonfirmasi bocoran data itu.”Mossack Fonseca tidak pernah sadar dengan memungkinkan penggunaan perusahaan kami dengan individu yang memiliki hubungan dengan Korea Utara, Zimbabwe, Suriah dan negara-negara lain yang telah masuk daftar hitam,” demikian konfirmasi pihak firma hukum Panama itu.
Direktur Mossack Fonseca, Ramon Fonseca, seperti dikutip Reuters, Selasa (5/4/2016), telah membantah melakukan kesalahan. Dia mengatakan perusahaan telah menderita akibat hacking pada database dan menggambarkan kebocoran sebagai kampanye internasional melawan privasi.
Panama Papersjuga menyebut Mossack Fonseca menangani setidaknya 33 entitas yang di-blacklist oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, Presiden Suriah, Bashar Al-Assad dan Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, selama ini dikenal sebagai tiga “diktator nakal” yang membenci AS.
Masuknya orang-orang dekat tiga diktator dalam dugaan skandal penggelapan pajak yang menggunakan jasa Mossack Fonseca Peledak kebocoran Mossack Fonseca merupakan salah satu kejutan dari 11,5 juta dokumen yang dibocorkan whistleblower dalam data “Panama Papers”.
Bocoroan data Panama Paper dirilis media Jerman, Sueddeutsche Zeitung, pada hari Minggu. Media itu bekerjasama sama dengan Konsorsium Jurnalis Invetigasi Internasional (ICIJ) yang berasal lebih dari 100 kelompok media dunia. Bocoran itu mengungkap dugaan penggelapan pajak dan pencucian uang dari para pemimpin dan tokoh-tokoh dunia yang ditangani Mossack Fonseca.
Laporan ICIJ menunjukkan bahwa Rami Makhlouf, sepupu Presiden Assad, telah menjadi klien Mossack Fonesca. Padahal, sepupu Assad ini telah dikenai sanksi oleh Departemen Keuangan AS pada tahun 2008.
Washington mendanai Makhlouf sebagai ”orang dalam rezim” pada waktu itu, tapi Mossack Fonseca melanjutkan untuk beroperasi dengan dia meskipun ada peringatan.
Sedangkan orang dekat Presiden Mugabe yang “main mata” dengan Mossack Fonseca adalah pengusaha John Brendenkamp yang digambarkan sebagai "kroni" Mugabe. Pengusaha ini telah bekerja dengan Mossack Fonseca selama lebih dari satu dekade. Hubungan mereka berakhir pada 2009 setelah perombakan dalam kerja internal dari firma hukum untuk meningkatkan kewaspadaan dari pihak-pihak yang dikenai sanksi.
Sementara itu, orang dekat Kim Jong-un yang juga menjadi klien Mossack Fonseca adalah pengelola Keuangan DCB yang berbasis di Pyongyang. Pemilik perusahaan Keungan DCB membantu untuk menyalurkan dana program nuklir Korut. Pejabat Korut bernama Kim Chol Sam juga disebut menjadi klien Mossack Fonseca.
Pihak Mossack Fonseca kepada ICIJ mengkonfirmasi bocoran data itu.”Mossack Fonseca tidak pernah sadar dengan memungkinkan penggunaan perusahaan kami dengan individu yang memiliki hubungan dengan Korea Utara, Zimbabwe, Suriah dan negara-negara lain yang telah masuk daftar hitam,” demikian konfirmasi pihak firma hukum Panama itu.
Direktur Mossack Fonseca, Ramon Fonseca, seperti dikutip Reuters, Selasa (5/4/2016), telah membantah melakukan kesalahan. Dia mengatakan perusahaan telah menderita akibat hacking pada database dan menggambarkan kebocoran sebagai kampanye internasional melawan privasi.
(mas)