PBB Minta Amernia dan Azerbaijan Hormati Perjanjian Damai
A
A
A
NEW YORK - PBB meminta Armenia dan Azerbaijan, yang sempat terlibat pertempuran pada Jumat lalu, untuk menghormati perjanjian damai diantara keduanya. Perang yang pecah secara singkat itu berpangkal pada masalah wilayah Nagorno-Karabakh.
"Sekretaris Jenderal mendesak semua pihak terkait untuk segera mengakhiri pertempuran, sepenuhnya menghormati perjanjian gencatan senjata dan mengambil langkah-langkah mendesak untuk deescalate situasi," kata PBB dalam sebuah pernyataan, merujuk pada perjanjian damai 1994, seperti dilansir Iran Daily pada Minggu (3/4),
Armenia dan Azerbaijan merupakan dua negara pecahan Uni Soviet yang sudah terlibat konflik selama puluhan tahun di Karabakh, daerah pegunungan yang didominasi etnis Armenia namun merupakan bagian dari Azerbaijan. Wilayah itu telah memisahkan diri pada tahun 1988.
Kemudian pada tahun 1991, Karabakh mendeklarasikan kemerdekaan, diikuti dengan perang berdarah selama tiga tahun. Pada tahun 1994, dengan perantara Rusia, kedua negara mencapai kata sepakat untuk melakukan gencatan senjata, tetapi ketegangan kedua negara belum reda dan eskalasi sesekali pecah hingga saat ini.
Sebelumnya, Duta Besar Azerbaijan untuk Rusia, Polad Bulbuloglu menuturkan negaranya selalu siap untuk menggelar negosiasi damai yang sudah dua dekade tidak menemui hasil. Namun, dirinya juga menyebut jika jalur damai tidak berhasil, maka solusi militer akan menjadi solusi utama untuk menyelesaikan masalah dengan Armenia.a
"Sekretaris Jenderal mendesak semua pihak terkait untuk segera mengakhiri pertempuran, sepenuhnya menghormati perjanjian gencatan senjata dan mengambil langkah-langkah mendesak untuk deescalate situasi," kata PBB dalam sebuah pernyataan, merujuk pada perjanjian damai 1994, seperti dilansir Iran Daily pada Minggu (3/4),
Armenia dan Azerbaijan merupakan dua negara pecahan Uni Soviet yang sudah terlibat konflik selama puluhan tahun di Karabakh, daerah pegunungan yang didominasi etnis Armenia namun merupakan bagian dari Azerbaijan. Wilayah itu telah memisahkan diri pada tahun 1988.
Kemudian pada tahun 1991, Karabakh mendeklarasikan kemerdekaan, diikuti dengan perang berdarah selama tiga tahun. Pada tahun 1994, dengan perantara Rusia, kedua negara mencapai kata sepakat untuk melakukan gencatan senjata, tetapi ketegangan kedua negara belum reda dan eskalasi sesekali pecah hingga saat ini.
Sebelumnya, Duta Besar Azerbaijan untuk Rusia, Polad Bulbuloglu menuturkan negaranya selalu siap untuk menggelar negosiasi damai yang sudah dua dekade tidak menemui hasil. Namun, dirinya juga menyebut jika jalur damai tidak berhasil, maka solusi militer akan menjadi solusi utama untuk menyelesaikan masalah dengan Armenia.a
(esn)