Flyover Kolkata Renggut 26 Orang, Kontraktor Sebut Aksi Tuhan
A
A
A
KOLKATA - Tragedi robohnya flyover atau jalan layang di Kolkata, India, kemarin menewaskan 26 orang. Pihak kontraktor menyebut tragedi itu sebagai “aksi Tuhan” alias takdir.
Pembangunan flyover di kawasan pasar yang sibuk di Kolkata utara itu dimulai pada 2009 dan telah melewati beberapa tenggat waktu. Rencana awal, proyek itu rampung dalam 18 bulan.
Panduranga Rao, Kepala Kelompok (HR & Admin) dari perusahaan infrastruktur yang mengerjakan flyover memberikan keterangan kepada wartawan, Jumat (1/4/2016).
”Ini tidak lain hanyalah ‘aksi Tuhan. Sejauh ini, dalam 27 tahun kami telah membangun beberapa jumlah jembatan. Itu (runtuhnya baru hari ini), sebelumnya tidak pernah terjadi,” katanya.
Pemimpin partai berkuasa, Mukhtar Abbas Naqvi, merespons cepat komentar pihak kontraktor yang menganggap tragedi itu sebagai takdir. Tragedi itu telah memicu “pertikaian” politik antara pemerintahan sekarang dengan sebelumnya.
”Ini adalah tindakan penipuan yang dilindungi oleh pemerintah negara, korupsi antara Kongres Trinamool dan Partai Kiri. Pihak oposisi terkena,” ujarnya.
”Hal ini jelas terlihat bahwa kontrak itu diberikan kepada perusahaan yang masuk daftar blacklist dan pekerjaan itu tidak selesai tepat waktu. Kami menanti CBI (Central Bureau of Investigation) melakukan penyelidikan seluruh materi,” lanjut dia, seperti dikutip IB Times.
Kongres Trinamool, yang dipimpin oleh Mamata Banerjee, yang juga menteri utama Bengal Barat, telah berkuasa selama lima tahun terakhir. Partai ini menyalahkan pemerintahan Komunis sebelumnya untuk bencana ini atas kontrak konstruksi diberikan selama pemerintahan mereka.
”Tender itu diberikan pada masa pemerintahan Kiri. Kami tidak tahu apa-apa tentang hal itu. Tidak ada yang harus mencoba untuk membuat modal politik dari hal ini,” kata Banerjee.
Suryakanta Mishra, Sekretaris Negara dari Partai Komunis India (CPI-M), partai oposisi utama di Bengal Barat yang memerintah negara selama 35 tahun sampai 2011, juga bereaksi. ”Kami tidak percaya pada penyelidikan oleh pemerintah negara bagian,” katanya.
Pembangunan flyover di kawasan pasar yang sibuk di Kolkata utara itu dimulai pada 2009 dan telah melewati beberapa tenggat waktu. Rencana awal, proyek itu rampung dalam 18 bulan.
Panduranga Rao, Kepala Kelompok (HR & Admin) dari perusahaan infrastruktur yang mengerjakan flyover memberikan keterangan kepada wartawan, Jumat (1/4/2016).
”Ini tidak lain hanyalah ‘aksi Tuhan. Sejauh ini, dalam 27 tahun kami telah membangun beberapa jumlah jembatan. Itu (runtuhnya baru hari ini), sebelumnya tidak pernah terjadi,” katanya.
Pemimpin partai berkuasa, Mukhtar Abbas Naqvi, merespons cepat komentar pihak kontraktor yang menganggap tragedi itu sebagai takdir. Tragedi itu telah memicu “pertikaian” politik antara pemerintahan sekarang dengan sebelumnya.
”Ini adalah tindakan penipuan yang dilindungi oleh pemerintah negara, korupsi antara Kongres Trinamool dan Partai Kiri. Pihak oposisi terkena,” ujarnya.
”Hal ini jelas terlihat bahwa kontrak itu diberikan kepada perusahaan yang masuk daftar blacklist dan pekerjaan itu tidak selesai tepat waktu. Kami menanti CBI (Central Bureau of Investigation) melakukan penyelidikan seluruh materi,” lanjut dia, seperti dikutip IB Times.
Kongres Trinamool, yang dipimpin oleh Mamata Banerjee, yang juga menteri utama Bengal Barat, telah berkuasa selama lima tahun terakhir. Partai ini menyalahkan pemerintahan Komunis sebelumnya untuk bencana ini atas kontrak konstruksi diberikan selama pemerintahan mereka.
”Tender itu diberikan pada masa pemerintahan Kiri. Kami tidak tahu apa-apa tentang hal itu. Tidak ada yang harus mencoba untuk membuat modal politik dari hal ini,” kata Banerjee.
Suryakanta Mishra, Sekretaris Negara dari Partai Komunis India (CPI-M), partai oposisi utama di Bengal Barat yang memerintah negara selama 35 tahun sampai 2011, juga bereaksi. ”Kami tidak percaya pada penyelidikan oleh pemerintah negara bagian,” katanya.
(mas)