Menolak Dijodohkan, Gadis Kurdi Ditembak Kepalanya di Pesta Nikah
A
A
A
HANNOVER - Seroang gadis Kurdi yang sudah menjadi warga Jerman ditembak mati di sebuah pesta pernikahan di Hannover setelah dia menolak dijodohkan dengan saudara sepupunya.
Ghazi, 50, ayah korban mengunggah foto jenazah putrinya yang bernama Shilan, 21, di Facebook untuk menyuarakan keadilan. Polisi menerbitkan surat penangkapan terhadap sepupu korban, Sefin N, yang diduga terlibat dalam penembakan gadis Kurdi itu.
Shilan ketika umur tiga tahun melarikan diri dari Irak bersama keluarganya setelah mengalami penganiayaan di negara Timur Tengah itu. Dia dan keluarganya menetap di Jerman dan telah mendapatkan hak kewarganegaraan.
Gadis itu ditembak di bagian kepala di sebuah pesta pernikahan. Ghazi mengatakan,saudaranya telah memutuskan bahwa, Shilan harus bersedia dijodohkan dengan sepupunya.
Ghazi mencurahkan perasaannya yang hancur di Facebook setelah kehilangan putrinya dengan cara tragis.”Dengan sedih, sakit, dan hati yang berdarah, saya mengumumkan kematian putri tercinta, Shilan,” tulis dia, seperti dikutip Mirror, Kamis (17/3/2016).
Menurut Ghazi, putrinya adalah korban dari "sebuah kebiasaan dan tradisi berbahaya”. ”Ini adalah kejahatan terhadap orang yang tidak bersalah,” lanjut dia.
”Kami tinggal di sini, di Eropa!,” imbuh dia yang menolak tradisi perjodohan kuno ala Kurdi di Timur Tengah.
Ghazi, 50, ayah korban mengunggah foto jenazah putrinya yang bernama Shilan, 21, di Facebook untuk menyuarakan keadilan. Polisi menerbitkan surat penangkapan terhadap sepupu korban, Sefin N, yang diduga terlibat dalam penembakan gadis Kurdi itu.
Shilan ketika umur tiga tahun melarikan diri dari Irak bersama keluarganya setelah mengalami penganiayaan di negara Timur Tengah itu. Dia dan keluarganya menetap di Jerman dan telah mendapatkan hak kewarganegaraan.
Gadis itu ditembak di bagian kepala di sebuah pesta pernikahan. Ghazi mengatakan,saudaranya telah memutuskan bahwa, Shilan harus bersedia dijodohkan dengan sepupunya.
Ghazi mencurahkan perasaannya yang hancur di Facebook setelah kehilangan putrinya dengan cara tragis.”Dengan sedih, sakit, dan hati yang berdarah, saya mengumumkan kematian putri tercinta, Shilan,” tulis dia, seperti dikutip Mirror, Kamis (17/3/2016).
Menurut Ghazi, putrinya adalah korban dari "sebuah kebiasaan dan tradisi berbahaya”. ”Ini adalah kejahatan terhadap orang yang tidak bersalah,” lanjut dia.
”Kami tinggal di sini, di Eropa!,” imbuh dia yang menolak tradisi perjodohan kuno ala Kurdi di Timur Tengah.
(mas)