Obama Khawatir Donald Trump Merusak Citra Amerika
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, menyindir bakal calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, yang dikhawatirkan merusak citra AS di luar negeri. Alasannya, Trump kerap mengumbar retorika memecah belah dan vulgar.
”Dunia memperhatikan apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan,” kata Obama dalam pidato menjelang Saint Patrick’s Day.”Mengapa kita ingin melihat citra yang ternoda?,” lanjut Obama, Selasa waktu AS atau Rabu (16/3/2016) WIB.
Langkah Donald Trump dalam pertarungan bursa capres AS dari Partai Republik juga berjalan mulus. Miliarder AS ini selalu unggul dalam setiap Pemilu primer di banding rival-rivalnya dari Partai Republik.
Sedangkan dari Partai Demokrat bakal capres Hillary Clinton terus bersaing dengan rival separtainya, Bernie Sanders.
Obama selama ini dinilai telah meningkatkan citra Amerika di luar negeri, di mana dia telah berbicara lebih tegas di berbagai negara mulai dari Indonesia hingga Ghana.
”Kami telah melihat perubahan besar dalam cara dunia melihat Amerika Serikat di bawah Obama,” Richard Wike, direktur riset global pada Pew Research Center, kepada AFP.
”Sikap (negara-negara) keseluruhan di seluruh dunia terhadap AS hari ini lebih positif daripada selama era George W. Bush,” ujarnya.
Donald Trump muncul dalam pertarungan Pilpres AS sebagai sosok kontroversial. Beberapa komentarnya telah membuat sejumlah pihak marah.
Trump pernah berkomentar bahwa dia akan melarang umat Islam memasuki AS dengan alasan untuk mencegah aksi terorisme. Dia juga memicu kemarahan warga Meksiko dengan menyampaikan ide membangun tembok perbatasan yang harus dibayar Meksiko untuk menceggah imigran Amerika Latin masuk AS.
Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto, telah membandingkan sosok Trump dengan Hitler dan Mussolini karena rotorikanya yang tajam.
”Dunia memperhatikan apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan,” kata Obama dalam pidato menjelang Saint Patrick’s Day.”Mengapa kita ingin melihat citra yang ternoda?,” lanjut Obama, Selasa waktu AS atau Rabu (16/3/2016) WIB.
Langkah Donald Trump dalam pertarungan bursa capres AS dari Partai Republik juga berjalan mulus. Miliarder AS ini selalu unggul dalam setiap Pemilu primer di banding rival-rivalnya dari Partai Republik.
Sedangkan dari Partai Demokrat bakal capres Hillary Clinton terus bersaing dengan rival separtainya, Bernie Sanders.
Obama selama ini dinilai telah meningkatkan citra Amerika di luar negeri, di mana dia telah berbicara lebih tegas di berbagai negara mulai dari Indonesia hingga Ghana.
”Kami telah melihat perubahan besar dalam cara dunia melihat Amerika Serikat di bawah Obama,” Richard Wike, direktur riset global pada Pew Research Center, kepada AFP.
”Sikap (negara-negara) keseluruhan di seluruh dunia terhadap AS hari ini lebih positif daripada selama era George W. Bush,” ujarnya.
Donald Trump muncul dalam pertarungan Pilpres AS sebagai sosok kontroversial. Beberapa komentarnya telah membuat sejumlah pihak marah.
Trump pernah berkomentar bahwa dia akan melarang umat Islam memasuki AS dengan alasan untuk mencegah aksi terorisme. Dia juga memicu kemarahan warga Meksiko dengan menyampaikan ide membangun tembok perbatasan yang harus dibayar Meksiko untuk menceggah imigran Amerika Latin masuk AS.
Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto, telah membandingkan sosok Trump dengan Hitler dan Mussolini karena rotorikanya yang tajam.
(mas)