Napi El Salvador Rayakan Festival Agama dengan Penari Telanjang

Kamis, 03 Maret 2016 - 17:29 WIB
Napi El Salvador Rayakan Festival Agama dengan Penari Telanjang
Napi El Salvador Rayakan Festival Agama dengan Penari Telanjang
A A A
SAN SALVADOR - Para penari perempuan tanpa busana menari di sebuah penjara yang disaksikan ratusan narapidana (napi) di Penjara Izalco, El Salvador. Anehnya, pentas asusila itu diklaim untuk merayakan sebuah festival agama.

Aksi memalukan itu terekam video yang memicu kemarahan publik. Sebuah laporan yang beredar menyebut, Napi di penjara dengan keamanan maksimal itu itu menulis kepada kepala penjara meminta izin untuk disko dan pertunjukan kelompok tari perempuan untuk merayakan festival keagamaan ala Amerika Selatan.

Menurut laporan The Sun , aksi itu direkam seorang tahanan dengan ponselnya. Di video itu, para penari perempuan tanpa busana seolah-olah beraksi untuk “tuan-tuan”-nya.

Video tersebut kini sudah beredar di media sosial dan sekarang telah membuat para pejabat “sakit kepala”. Mereka berjanji menyelidiki skandal memalukan itu.

Menteri urusan penjara, Rodil Hernandez, yang jadi sasaran kritik justru menyalahkan pendahulunya, Nelson Rauda yang pernah memberi izin resmi untuk pesta kontroversial di penjara pada September 2012.

Video berdurasi 41 detik itu mengungkap bahwa salah satu napi duduk dekat dengan penari tanpa busana. Sesaat kemudian, muncul suara teriakan dari napi lain; ”Penari, menari, datang ke sini, jangan khawatir tidak ada yang akan menyentuh Anda.”

Usai teriakan itu, tiga penari perempuan muncul di teras penjara, dan salah satunya duduk di pangkuan seorang pria yang bersiul-siul. Perayaan itu telah mendapat julukan “Izalco Pornoparty”.

Seorang juru bicara Departemen Kehakiman, mengeluarkan pernyataan tertulis atas skandal itu. ”Menyusul publikasi video yang menunjukkan sebuah pesta di Penjara Izalco, Kepala Layanan Penjara telah memerintahkan penyelidikan internal untuk mengklarifikasi apa yang terjadi dan menindak mereka yang bertanggung jawab,” bunyi pernyataan itu.

Kami sedang menunggu hasil penyelidikan itu,” lanjut pernyataan departemen tersebut, seperti dikutip news.com.au, Kamis (3/3/2016).

Patricia Valdivieso, seorang anggota parlemen dari kubu oposisi mengecam pesta di penjara tersebut.”Kami tidak tahu apakah wanita-wanita dipaksa atau diancam untuk melakukannya,” katanya.

Video ini menunjukkan ada petugas lapas menikmati dalam sebuah pesta yang tidak dapat ditoleransi,” ujarnya.

Publik ikut menghujat pesta di penjara itu melalui Facebook. ”Jadi bagaimana orang-orang ini membayar negara kita atas kejahatan mereka!,” tulis seorang pengguna Facebook.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4148 seconds (0.1#10.140)