Kuburan Massal Ditemukan di Ibukota Burundi
A
A
A
BUJUMBURA - Walikota ibukota Burundi, Bujumbura, Freddy Nzeyimana mengungkapkan telah ditemukan kuburan massal di wilayah Ntahangwa, wilayah pinggiran ibukota.
"Para penjahat yang berada di bawah tahanan mengatakan kepada kami bahwa setidaknya 30 orang telah dimakamkan di kuburan itu. Salah satu dari mereka mengatakan ia sendiri memakamkan tiga orang dalam karung," kata Nzeyimana seperti disitat dari Xinhua, Selasa (2/3/2016).
Mengenai waktu kematian para korban di kuburan massal itu, walikota mengatakan bisa jadi sekitar April tahun lalu. Itu adalah periode awal aksi protes terhadap rencana Presiden Pierre Nkurunziza ikut mencalonkan diri sebagai calon presiden untuk periode ketiga kalinya.
Dia mengatakan, penyelidikan akan dilakukan untuk mengidentifikasi mereka yang tewas. Meski begitu, ia juga menegaskan bahwa bisa jadi para korban adalah kelompok pemuda yang berafiliasi dengan partai yang berkuasa, yang dikenal sebagai "Imbonerakure".
Penemuan kuburan massal bertepatan dengan kedatangan tiga ahli independen PBB di Bujumbura yang bertujuan untuk menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia di Burundi. Para ahli akan berada di negara itu sampai dengan 8 Maret.
"Para penjahat yang berada di bawah tahanan mengatakan kepada kami bahwa setidaknya 30 orang telah dimakamkan di kuburan itu. Salah satu dari mereka mengatakan ia sendiri memakamkan tiga orang dalam karung," kata Nzeyimana seperti disitat dari Xinhua, Selasa (2/3/2016).
Mengenai waktu kematian para korban di kuburan massal itu, walikota mengatakan bisa jadi sekitar April tahun lalu. Itu adalah periode awal aksi protes terhadap rencana Presiden Pierre Nkurunziza ikut mencalonkan diri sebagai calon presiden untuk periode ketiga kalinya.
Dia mengatakan, penyelidikan akan dilakukan untuk mengidentifikasi mereka yang tewas. Meski begitu, ia juga menegaskan bahwa bisa jadi para korban adalah kelompok pemuda yang berafiliasi dengan partai yang berkuasa, yang dikenal sebagai "Imbonerakure".
Penemuan kuburan massal bertepatan dengan kedatangan tiga ahli independen PBB di Bujumbura yang bertujuan untuk menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia di Burundi. Para ahli akan berada di negara itu sampai dengan 8 Maret.
(ian)