Aneh tapi Nyata, Sejumlah Muslim AS Dukung Donald Trump

Selasa, 01 Maret 2016 - 12:05 WIB
Aneh tapi Nyata, Sejumlah Muslim AS Dukung Donald Trump
Aneh tapi Nyata, Sejumlah Muslim AS Dukung Donald Trump
A A A
NEW YORK - Sejumlah warga Muslim Amerika Serikat (AS) mengaku akan memilih Donald Trump dalam Pemilu Presiden AS 2016. Sekilas dukungan itu aneh, mengingat Trump selama ini dikenal dengan retorikanya yang anti-Muslim.

Namun, para warga Muslim AS yang mendukung Trump itu memiliki alasan khusus. Mereka tidak suka dengan kebijakan penguasa AS saat ini—dari Partai Demokrat—yang mematai-matai warga Muslim AS setelah serangan 9/11.

Salah satu warga Muslim AS pendukung Trump adalah Farhaj Hassan, 39. Dia adalah tentara cadangan Angkatan Darat AS yang pernah dikerahkan ke Irak. Hassan kini tinggal di Helmetta, New Jersey.

Hassan dikenal sebagai warga Muslim AS yang menggugat kebijakan surveilans (mata-mata) terhadap warga Muslim AS usai serangan 9/11. Dia benci kebijakan mata-mata yang dilakukan rezim Presiden Barack Obama atas dasar keyakinan seseorang.

Hassan, yang merupakan warga Muslim dari kalangan Syiah, tetap mendukung Donald Trump, meski miliarder AS itu pernah menyerukan untuk melarang warga Muslim asing masuk wilayah AS.

Saya akan memilih Trump, kata Hassan kepada International Business Times. Siapa yang lebih baik dari luar yang mutlak, yang tidak terikat kepentingan khusus sejauh ini?,” tanya dia menyindir para kandidat capres AS yang dia anggap membawa kepentingan khusus.


Hassan, bukan satu-satunya warga Muslim AS yang mendukung Donald Trump. Sebuah jajak pendapat dengan responden 2.000 pemilih Muslim yang terdaftar telah dirilis pada bulan Februari oleh Council on American-Islamic Relations. Hasilnya, tujuh persen pemilih Muslim berencana untuk memilih Donald Trump.

Alasan mereka untuk mendukung Trump bervariasi dan rumit. Tapi, rata-rata dukungan itu sebagai cerminan frustrasi atas kebijakan luar negeri AS dan politisi Demokrat yang mereka sebut telah gagal. Mereka menganggap retorika Trump terhadap Muslim hanya upaya “angin sesaat” untuk memenangkan pertarungan politik di AS.

Hassan mengatakan bahwa dia tidak memiliki ilusi tentang Trump, yang dia gambarkan sebagai “badut mengambuk” di setiap kampanyenya. Tapi, dia merasa Trump akan melayani negara lebih baik ketimbang kandidat capres AS dari Partai Demokrat, seperti Hillary Clinton.

Saya memiliki masalah yang lebih besar dengan kebijakan luar negeri klasik Zionis Hillary Clinton ketimbang retorika kampanye Trump. Dan saya sangat percaya bahwa semua itu adalah retorika, "kata Hassan. Dia menyebut kebijakan Hillary nantinya cenderung pro-Israel.

Hassan lantas mempertanyakan hasil apa untuk Muslim yang selama ini mendukung politikus Demokrat yang melenggang ke Gedung Putih.

Itu, Presiden Obama yang tiga kali lipat memata-matai komunitas Muslim. Dan berapa kali dia meningkatkan serangan drone di Afghanistan dan Pakistan, membunuh anak-anak tak berdosa?,” tanya Hassan.

Saba Ahmed, pendiri Koalisi Republik Islam, sebuah kelompok lobi yang berfokus mewakili kepentingan Muslim di Partai Republik, setuju dengan Hassan. Pengacara 31 tahun itu sering muncul di Fox News; dengan cirikhas berjilbab.

Saba Ahmed pernah mengecam juru bicara Trump; Kristina Pearson, yang menggambarkan semua Muslim dengan kuas yang sama. Namun di kesempatan lain, dia aktif berkampanye untuk Trump. Dia mengatakan bahwa politisi Demokrat belum melayani Muslim, sedangkan Partai Republik benar-benar menawarkan Muslim dalam kesempatan untuk mempengaruhi kebijakan luar negeri AS.


Muslim semua melangkah untuk Obama, dan dia adalah orang yang telah meningkatkan serangan drone di tempat-tempat seperti Pakistan dan Afghanistan,” kata Saba Ahmed.


"Terorisme telah meningkat secara eksponensial sebagai hasilnya. Kami membunuh begitu banyak warga sipil tak berdosa, dan keluarga mereka mengangkat senjata. Kebijakan luar negeri Obama telah menjadi bencana. Ada kepemimpinan yang lemah sepertinya (dari Demokrat). Kita akan mendapatkan hal yang sama dengan Hillary atau Bernie Sanders,” sindir dia pada dua kandidat capres AS dari Partai Demokrat.


Cyrus McGoldrick, seorang warga Muslim Amerika berusia 28 tahun yang mengejar gelar master dalam studi peradaban di Turki, mengatakan bahwa mereka yang mengkritik kebijakan luar negeri Obama ada benarnya. Dia pernah bercanda dengan membuat halaman Facebook berjudul “Muslim for Trump”.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7266 seconds (0.1#10.140)