AS-NATO Tolak Hadiri Perayaan Angkatan Bersenjata Rusia
A
A
A
WASHINGTON - Pemimpin militer AS dan Kepala NATO menolak menghadiri perayaan Hari Angkatan Bersenjata Rusia di kedutaan Rusia di Washington. Penolakan ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat terkait krisis di Suriah dan Ukraina.
Juru bicara Kedutaan Rusia, Yury Melnik mengatakan, tahun ini, sesuai dengan tradisi, pejabat militer AS dan NATO diundang, namun mereka memilih untuk tidak hadir, seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (27/2/2016).
Terkait hak ini, juru bicara Pentagon Michelle Baldanza mengatakan, militer AS dan Rusia memiliki interaksi profesional secara reguler pada isu-isu seperti keselamatan operasi pengerahan pasukan.
"Namun, setelah intervensi militer Rusia di Ukraina, Departemen Pertahanan telah menurunkan porsi keterlibatan profesional yang kita miliki dengan angkatan bersenjata Rusia," jelasnya.
Ketegangan antara Rusia dan Barat telah meningkat sejak pasukan Putin menyerbu ke timur Ukraina tahun lalu, sebelum penyatuan Crimea setelah referendum yang sangat mencurigakan. Ketegangan semakin meningkat setelah Rusia memutuskan untuk melakukan operasi udara di Suriah menuruti permintaan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
Juru bicara Kedutaan Rusia, Yury Melnik mengatakan, tahun ini, sesuai dengan tradisi, pejabat militer AS dan NATO diundang, namun mereka memilih untuk tidak hadir, seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (27/2/2016).
Terkait hak ini, juru bicara Pentagon Michelle Baldanza mengatakan, militer AS dan Rusia memiliki interaksi profesional secara reguler pada isu-isu seperti keselamatan operasi pengerahan pasukan.
"Namun, setelah intervensi militer Rusia di Ukraina, Departemen Pertahanan telah menurunkan porsi keterlibatan profesional yang kita miliki dengan angkatan bersenjata Rusia," jelasnya.
Ketegangan antara Rusia dan Barat telah meningkat sejak pasukan Putin menyerbu ke timur Ukraina tahun lalu, sebelum penyatuan Crimea setelah referendum yang sangat mencurigakan. Ketegangan semakin meningkat setelah Rusia memutuskan untuk melakukan operasi udara di Suriah menuruti permintaan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
(ian)