RS Pilih Tentara Pertama AS yang Cangkok Alat Kelamin

Selasa, 23 Februari 2016 - 10:28 WIB
RS Pilih Tentara Pertama...
RS Pilih Tentara Pertama AS yang Cangkok Alat Kelamin
A A A
BALTIMORE - Sebuah tim medis di Johns Hopkins University telah memilih tentara pertama Amerika Serikat (AS) yang menjalani cangkok atau transplantasi alat kelamin. Tim juga masih mencari donor yang cocok.

Sejak 2001, sekitar 1.367 tentara AS menderita luka atau bahkan kehilangan organ genitalnya akibat ledakan bom dalam perang di Afghanistan dan Irak.

(Baca: Kemaluan Pria Meninggal Akan Dicangkok ke Tentara AS Korban Perang)

Akibat kerusakan organ genital itu, banyak tentara AS yang rata-rata sudah veteran mengalami depresi dan sulit mendapatkan keturunan dari pasangan mereka. Akhirnya, pada bulan Desember 2015, para peneliti di Baltimore, Maryland, mengumumkan rencana mereka untuk melakukan transplantasi organ kemaluan pria bagi para tentara AS korban perang.

Saya pikir orang akan setuju (kehilangan alat kelamin) adalah seperti prajurit kita yang terluka, menderita,” kata Dr. W.P. Andrew Lee, salah satu dari tim medis tersebut.

Di AS, transplantasi organ kemaluan pria merupakan yang pertama kali terjadi. Namun, bukan yang pertama di dunia karena di beberapa negara sudah pernah terjadi.

Ketika Anda bertemu orang-orang dan Anda menyadari apa yang telah mereka berikan untuk negara, itu membuat banyak pikiran,” ujar Dr Richard Redett, anggota tim medis lainnya, seperti dikutip Sputniknews, Selasa (23/2/2016).

Operasi cangkok organ genital tentara AS dapat dilakukan dalam beberapa minggu, asalkan dokter menemukan donor yang cocok. Usia pendonor harus tidak lebih dari sepuluh tahun dari penerima. Selain itu, warna kulit juga menjadi pertimbangan.

Transplantasi langka ini pertama kali terjadi di China pada tahun 2006, tetapi tidak berhasil. Penerima mengeluh tentang organ baru dan segera dihilangkan. Pada tahun 2014, tim Afrika Selatan juga melakukan transplantasi organ kemaluan pertama kali dan hasilnya sukses.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1626 seconds (0.1#10.140)