AS Gempur Libya, 40 Anggota ISIS Tewas
A
A
A
TRIPOLI - Pesawat tempur milik Amerika Serikat (AS) melakukan serangan udara terhadap gerilyawan ISIS di Libya barat. Alhasil, 40 anggota ISIS meregang nyawa dalam operasi yang menargetkan tersangka serangan teroris di Tunisia pada tahun lalu.
Walikota kota Sabratha, Libya Hussein al-Thwadi mengatakan, serangan udara pesawat AS menghantam sebuah bangunan di distrik Qasr Talil dimana para pekerja asing tinggal. Ia mengatakan, lebih dari 41 orang tewas dan enam luka. Korban tewas tidak bisa segera dikonfirmasi seperti dikutip dari Reuters, Jumat (19/2/2016).
Seorang perwira militer AS mengatakan di antara mereka yang ditargetkan dalam serangan udara itu adalah Noureddine Chouchane. Chouchane diyakini terlibat dalam serangan teroris di sebuah museum Tunis dan pantai resor Souse yang menewaskan puluhan orang pada tahun lalu.
"Kami akan menilai hasil dari operasi ini," kata Kolonel Mark Cheadle, juru bicara Pentagon Africa Command.
Sejak Gaddafi digulingkan lima tahun lalu, Libya telah tergelincir lebih dalam ke dalam kekacauan. Libya terjebak dengan dualisme pemerintahan yang masing-masing didukung oleh faksi-faksi bekas pemberontak yang saling bersaing.
Walikota kota Sabratha, Libya Hussein al-Thwadi mengatakan, serangan udara pesawat AS menghantam sebuah bangunan di distrik Qasr Talil dimana para pekerja asing tinggal. Ia mengatakan, lebih dari 41 orang tewas dan enam luka. Korban tewas tidak bisa segera dikonfirmasi seperti dikutip dari Reuters, Jumat (19/2/2016).
Seorang perwira militer AS mengatakan di antara mereka yang ditargetkan dalam serangan udara itu adalah Noureddine Chouchane. Chouchane diyakini terlibat dalam serangan teroris di sebuah museum Tunis dan pantai resor Souse yang menewaskan puluhan orang pada tahun lalu.
"Kami akan menilai hasil dari operasi ini," kata Kolonel Mark Cheadle, juru bicara Pentagon Africa Command.
Sejak Gaddafi digulingkan lima tahun lalu, Libya telah tergelincir lebih dalam ke dalam kekacauan. Libya terjebak dengan dualisme pemerintahan yang masing-masing didukung oleh faksi-faksi bekas pemberontak yang saling bersaing.
(ian)