Bahan Nuklir Berbahaya di Basra Lenyap, Irak Takut Dicuri ISIS
A
A
A
BAGHDAD - Pemerintah Irak mengaku bahwa bahan radiokatif nuklir yang sangat berbahaya yang ada di wilayah Basra lenyap misterius. Mereka khawatir, materi nuklir itu dicuri ISIS untuk membuat “bom kotor”.
Pengakuan dari para pejabat Irak itu terungkap dari dokumen yang dirilis kemarin.”Pencurian bahan radioaktif yang sangat berbahaya Ir-192 dengan aktivitas yang sangat radioaktif milik SGS di depot milik Weatherford di daerah Rafidhia, Provinsi Basra,” bunyi dokumen yang dilihat Reuters, Kamis (18/2/2016).
Weatherford adalah perusahaan jasa ladang minyak Amerika Serikat (AS). Sedangkan SGS perusahaan yang induknya berbasis di Istanbul, Turki.
”Kami takut unsur radioaktif akan jatuh ke tangan Daesh (ISIS),” kata seorang pejabat keamanan senior Irak yang mengetahui informasi pencurian bahan nuklir berbahaya, yang berbicara tanpa menyebutkan nama. ”Mereka bisa pasangkan itu ke bahan peledak untuk membuat bom kotor,” lanjut dia.
Bahan radiokatif yang hilang itu seukuran laptop. Bahan berbahaya itu masuk kategori Radioaktif 2 versi Badan Energi Atom Internasional atau IAEA. Masih menurut pejabat Irak, materi radiokatif yang hilang mengandung 10 gram Ir-182 dalam bentuk kapsul.
Aparat keamanan Irak dibuat bingung dengan pencurian materi bebahaya itu, karena aksinya sangat rapi.”Tidak ada kunci yang rusak, tidak ada pintu yang hancur dan tidak ada bukti (pelaku) masuk dengan paksa,” imbuh pejabat Irak tersebut.
Sebelumnya pada hari Rabu, muncul laporan bahwa pihak berwenang Belgia telah menemukan video yang membuktikan para pelaku teror di Paris memiliki ambisi yang lebih besar untukmelakukan serangan nuklir di Eropa.
Video itu ditemukan di apartemen salah satu tersangka. Salah satu isi video menunjukkan rumah dari direktur program penelitian nuklir Belgia.
Pengakuan dari para pejabat Irak itu terungkap dari dokumen yang dirilis kemarin.”Pencurian bahan radioaktif yang sangat berbahaya Ir-192 dengan aktivitas yang sangat radioaktif milik SGS di depot milik Weatherford di daerah Rafidhia, Provinsi Basra,” bunyi dokumen yang dilihat Reuters, Kamis (18/2/2016).
Weatherford adalah perusahaan jasa ladang minyak Amerika Serikat (AS). Sedangkan SGS perusahaan yang induknya berbasis di Istanbul, Turki.
”Kami takut unsur radioaktif akan jatuh ke tangan Daesh (ISIS),” kata seorang pejabat keamanan senior Irak yang mengetahui informasi pencurian bahan nuklir berbahaya, yang berbicara tanpa menyebutkan nama. ”Mereka bisa pasangkan itu ke bahan peledak untuk membuat bom kotor,” lanjut dia.
Bahan radiokatif yang hilang itu seukuran laptop. Bahan berbahaya itu masuk kategori Radioaktif 2 versi Badan Energi Atom Internasional atau IAEA. Masih menurut pejabat Irak, materi radiokatif yang hilang mengandung 10 gram Ir-182 dalam bentuk kapsul.
Aparat keamanan Irak dibuat bingung dengan pencurian materi bebahaya itu, karena aksinya sangat rapi.”Tidak ada kunci yang rusak, tidak ada pintu yang hancur dan tidak ada bukti (pelaku) masuk dengan paksa,” imbuh pejabat Irak tersebut.
Sebelumnya pada hari Rabu, muncul laporan bahwa pihak berwenang Belgia telah menemukan video yang membuktikan para pelaku teror di Paris memiliki ambisi yang lebih besar untukmelakukan serangan nuklir di Eropa.
Video itu ditemukan di apartemen salah satu tersangka. Salah satu isi video menunjukkan rumah dari direktur program penelitian nuklir Belgia.
(mas)