Kartunkan PM Najib Badut, Aktivis Anti-Korupsi Menolak Sopan
A
A
A
KUALA LUMPUR - Akitvis anti-korupsi Malaysia, Fahmi Reza, membuat heboh aktivitas media sosial di negaranya dengan mengunggah karikatur badut untuk menggambarkan sosok Perdana Menteri (PM) Najib Razak. Dia menolak imbauan kepolisian Malaysia agar sopan dalam menggunakan media sosial.
Akun media sosial aktivis itu,@kuasasiswa, kini dalam pengawasan polisi Malaysia. Tidak hanya mengunggah gambar satire PM Najib seperti badut, dia juga mengampanyekan hastag #kitasemuapenghasut dan #kitasemuadurhaka.
Kelompok seni Grupa juga ikut meramaikan kampanye itu dengan menyebarkan gambar badut PM Najib sebagai solidaritas sekaligus memprotes tindakan polisi terhadap Fahmi.
Gara-gara posting Twitter pada tanggal 31 Januari 2016, Fahmi mengungkapkan bahwa akun Twitter-nya sekarang di bawah pengawasan Police Cyber Investigation Response Centre Response Centre. Tindakan polisi itu tidak lain karena karikatur badut yang menggambarkan sosok PM Najib.
Fahmi mengaku sudah diperingatakan oleh polisi untuk menggunakan akun media sosialnya secara lebih bertanggung jawab dan sesuai dengan hukum Malaysia. ”Tapi di negara yang menggunakan hukum untuk melindungi para koruptor dan menekan mereka yang cukup berani untuk menyuarakan pandangan mereka, maka saatnya untuk berhenti bersikap sopan,” kata Fahmi, seperti dikutip IB Times, Kamis (4/2/2016).
Fahmi mengatakan bahwa karyanya itu bukan sikap anti-Najib. Tetapi untuk melawan korupsi di negeranya. Dia menyoroti fakta bahwa karyanya telah mengkritik para politisi dari semua sisi.
Grupa yang membela kampanye Fahmi merupakan kelompok desainer dan ilustrator independen yang terbentuk sebelum muncul protes jalanan di Malaysia pada bulan Agustus 2015 yang menuntut PM Najib mengundurkan diri.
Kelompok ini mengklaim telah merancang banyak plakat yang digunakan dalam protes tersebut. Semua gambar tentang PM Najib yang di-posting disertai hashtag #kitasemuapenghasut. Beberapa komentar yang menggunakan hastag itu rata-rata membahas skandal politik dan korupsi di lingkaran PM Malaysia.
Najib pernah disorot atas dugaan korupsi terkait rekening gendutnya yang akhirnya diketahui merupakan sumbangan dari keluarga Kerajaan Arab Saudi. Selain itu, Najib juga disorot atas dugaan skandal korupsi di lembaga keuangan negara Malaysia, 1MDB, di mana Najib menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina. Skandal keuangan 1MDB kini diselidiki kejaksaan Swiss.
Akun media sosial aktivis itu,@kuasasiswa, kini dalam pengawasan polisi Malaysia. Tidak hanya mengunggah gambar satire PM Najib seperti badut, dia juga mengampanyekan hastag #kitasemuapenghasut dan #kitasemuadurhaka.
Kelompok seni Grupa juga ikut meramaikan kampanye itu dengan menyebarkan gambar badut PM Najib sebagai solidaritas sekaligus memprotes tindakan polisi terhadap Fahmi.
Gara-gara posting Twitter pada tanggal 31 Januari 2016, Fahmi mengungkapkan bahwa akun Twitter-nya sekarang di bawah pengawasan Police Cyber Investigation Response Centre Response Centre. Tindakan polisi itu tidak lain karena karikatur badut yang menggambarkan sosok PM Najib.
Fahmi mengaku sudah diperingatakan oleh polisi untuk menggunakan akun media sosialnya secara lebih bertanggung jawab dan sesuai dengan hukum Malaysia. ”Tapi di negara yang menggunakan hukum untuk melindungi para koruptor dan menekan mereka yang cukup berani untuk menyuarakan pandangan mereka, maka saatnya untuk berhenti bersikap sopan,” kata Fahmi, seperti dikutip IB Times, Kamis (4/2/2016).
Fahmi mengatakan bahwa karyanya itu bukan sikap anti-Najib. Tetapi untuk melawan korupsi di negeranya. Dia menyoroti fakta bahwa karyanya telah mengkritik para politisi dari semua sisi.
Grupa yang membela kampanye Fahmi merupakan kelompok desainer dan ilustrator independen yang terbentuk sebelum muncul protes jalanan di Malaysia pada bulan Agustus 2015 yang menuntut PM Najib mengundurkan diri.
Kelompok ini mengklaim telah merancang banyak plakat yang digunakan dalam protes tersebut. Semua gambar tentang PM Najib yang di-posting disertai hashtag #kitasemuapenghasut. Beberapa komentar yang menggunakan hastag itu rata-rata membahas skandal politik dan korupsi di lingkaran PM Malaysia.
Najib pernah disorot atas dugaan korupsi terkait rekening gendutnya yang akhirnya diketahui merupakan sumbangan dari keluarga Kerajaan Arab Saudi. Selain itu, Najib juga disorot atas dugaan skandal korupsi di lembaga keuangan negara Malaysia, 1MDB, di mana Najib menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina. Skandal keuangan 1MDB kini diselidiki kejaksaan Swiss.
(mas)