Memalukan! Pentas Tari Asusila Guncang Universitas di Inggris

Senin, 25 Januari 2016 - 11:39 WIB
Memalukan! Pentas Tari Asusila Guncang Universitas di Inggris
Memalukan! Pentas Tari Asusila Guncang Universitas di Inggris
A A A
SHROPSHIRE - Dua mahasiswi Harper Adams University melakukan aksi cabul dengan penari semi telanjang dalam sebuah pentas di lingkungan kampus. Aksi memalukan itu menuai kecaman dan pihak kampus sedang menyelidiki pentas tari memalukan itu.

Menurut sumber yang juga saksi mata di lokasi pentas mengatakan bahwa, kedua mahasiswi itu sejatinya hanya “korban”. Mereka semula menjadi penonton pentas tari, namun tiba-tiba ditarik ke atas panggung dan diminta melakukan aksi asusila dengan dua penari perempuan.

Kedua mahasiswi itu merasa malu melakukan adegan asusila “Megaluf”. “(Acara) ini diselenggarakan oleh Student Union secara resmi dan diselenggarakan di kampus,” kata sumber itu.

”Saya benar-benar terhuyung-huyung bahwa hal semacam ini masih terjadi di sebuah universitas di Inggris. Itu seperti sebuah adegan dari Magaluf,” katanya. ”Gadis-gadis (dua mahasiswi) itu benar-benar malu dan itu benar-benar tidak adil,” lanjut sumber itu seperti dikutip Daily Mail, semalam.

Pihak universitas kepada Mirror, mengaku sedang menyelidiki insiden memalukan tersebut. Sebelumnya, pihak Stundent Union mem-posting rencana pentas tari di halaman Facebook-nya. Pentas itu, awalnya direncanakan menampilkan para penari pria dan perempuan.

Pertama kita memiliki penari pria, mereka mulai pentas pada pukul 08.00. Kemudian kita memiliki penari perempuan yang mulai pentas pukul 10.00,” bunyi pengumuman di halaman Facebook Student Union.

Ini adalah malam yang tidak akan terjawab, selalu berakhir dengan baik. Masuk gratis untuk semua orang!!!!,” lanjut pengumuman itu.


Insiden memalukan itu bukan pertama kali terjadi di lingkungan kampus. Pada bulan November 2015 lalu, para mahasiswa di menggelar kompetisi asusila yang melibatkan para perempuan muda untuk memenangkan tiket liburan gratis ke Kroasia. Acara itu memicu kemarahan publik.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7065 seconds (0.1#10.140)